Nanjing (ANTARA) - Sebuah stasiun penyimpanan panas canggih, yang dapat mengekstraksi panas dari limbah industri dan menyimpan uap bersuhu tinggi, telah dioperasikan di Kota Changzhou, Provinsi Jiangsu, China timur.

Dibangun oleh State Grid China, stasiun tersebut dilengkapi dengan teknologi penyimpanan uap canggih yang dapat mengekstraksi sisa panas dari air limbah industri dan limbah gas untuk menghasilkan dan menyimpan uap pada suhu hampir 160 derajat Celsius. Uap itu dapat digunakan lebih lanjut oleh perusahaan tekstil dan pakaian jadi.

Yuan Junqiu, dari State Grid Changzhou Power Supply Company, mengatakan bahwa stasiun tersebut dapat membantu mempromosikan pemanfaatan energi berkelanjutan dan seluruh prosesnya menggunakan tenaga surya guna meningkatkan level dekarbonisasi industri tradisional.

"Perusahaan kami membutuhkan uap dalam jumlah besar," ujar Zheng Manxiang, pimpinan sebuah perusahaan tekstil setempat.

"Dulu kami mengandalkan uap yang dipasok oleh pembangkit listrik tenaga batu bara. Sejak dioperasikannya stasiun penyimpanan panas yang baru ini, biaya per ton uap kami diperkirakan akan turun setidaknya 80 yuan (1 yuan = Rp2.171), menghasilkan penghematan biaya energi tahunan lebih dari 1 juta yuan."

Sebagai pusat manufaktur, Changzhou telah secara aktif mendorong penerapan teknologi hemat energi, mengurangi intensitas konsumsi energi secara keseluruhan, dan meningkatkan efisiensi pemanfaatan energi.

Pada 2022, Changzhou mencapai pengurangan konsumsi energi per unit PDB sebesar 11,1 persen, dan menduduki peringkat pertama di provinsi tersebut.

Untuk semakin memanfaatkan potensi penghematan energi di sektor industri dan secara signifikan meningkatkan efisiensi energi, Jiangsu sebelumnya memperkenalkan "rencana aksi tiga tahun untuk penghematan energi dan transformasi teknologi di sektor industri."

Hingga 2025, konsumsi energi per unit dari nilai tambah perusahaan industri besar di provinsi tersebut dengan pendapatan tahunan lebih dari 20 juta yuan diperkirakan akan turun lebih dari 17 persen dari tingkat pada 2020, menurut rencana itu.

Pewarta: Xinhua
Editor: Santoso
Copyright © ANTARA 2023