Jakarta (ANTARA News) - Tim arkeolog di Israel menemukan sepasang kaki Sphinx Mesir.

Potongan kaki bagian depan itu ditemukan di Hazor, Situs Peninggalan Dunia UNESCO, yang terletak di bagian utara Danau Galilea. Diantara kaki tersebut, terdapat tulisan hieroglif dengan nama Raja Menkaure.

Raja Menkaure, yang juga dikenal dengan nama Mycerinus, memerintah Mesir pada masa Kerajaan Lama lebih dari 4.000 tahun yang lalu. Ia juga membangun salah satu Piramida Giza, demikian dikutip laman .livescience.

Dalam enskripsi tersebut, tertulis pula "Dicintai ilahi...yang memberinya hidup kekal". Amen Ben-To, salah satu arkeolog dari Hebrew University yang memimpin penggalian di Hazor, berpendapat penjelasan tersebut mungkin petunjuk bahwa sphinx tersebut berasal dari masa penyembahan terhadap Dewa Matahari, Heliopolis, yang saat ini sebagian besar hancur.

Sphinx merupakan makhluk mitologi berwujud setengah singa-setengah manusia. Sphinx tersebar hampir di semua karya yang berasal dari Timur Dekat kuno, juga India dan Yunani. Ben-Tor dan rekan-rekannya mengatakan artefak yang ditemukan di Hazor merupakan fragmen sphinx pertama yang berkaitan dengan Raja Menkaure.

Fragmen itu juga menjadi sphinx pertama kerajaan Mesir yang ditemukan di Israel, seperti rilis yang diterima Live Science dari Hebrew University.

Para peneliti berpendapat sphinx kemungkinan dibawa ke Israel antara abad 17--16 Sebelum Masehi.

Saat itu, sebagian Mesir diperintah oleh Hyksos, seseorang yang diyakini berasal dari utara Kanaan. Alternatif lain, patung tersebut mungkin tiba di hazor sebagai hadiah dari Raja Mesir pada abad 15--13 SM, saat mesir memirintah sebagian besar Kanaan melalui sistem negara bawahan. Saat itu Hazor merupakan kota terpenting di selatan Levant, mencakup 80 hektar dengan populasi sekitar 20.000 jiwa.

Hazor terletak diantara persimpangan Mesir dan Babilonia. Hazor awalnya merupakan kota dari Kanaan, yang diperkuat sejak awal milenium kedua SM. Hazor dikuasai oleh bangsa Israel, dibangun kembali oleh Raja Sulaiman dan dihancurkan oleh bangsa Asyiria pada tahun 732 SM.(*)


Penerjemah: Natisha Andarningtyas
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013