Jakarta (ANTARA) -
Pengamat politik Dedi Kurnia Syah mengatakan hal wajar jika menggunakan pendengung atau buzzer, saat kontestasi politik di Indonesia, agar masyarakat bisa memilah kualitas tapi harus cerdas menghindari manipulasi
 
“Buzzer diperlukan agar informasi terpilah, mana kandidat yang memang miliki kapasitas, mana yang tidak,” katanya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin.
 
Dia menjelaskan, buzzer dalam kerja politik era digital cukup wajar, tetapi akan merusak iklim demokrasi, jika buzzer lebih dominan hanya untuk memanipulasi reputasi kandidat.
 
Secara teknis, Buzzer memungkinkan dimiliki oleh semua kelompok. Meskipun dalam kerja propaganda bisa berbeda fungsi, satu sisi untuk lakukan propaganda murni, satu sisi lain untuk kontra propaganda lawan.
 
Hal itu disampaikan Dedi menanggapi pengakuan Calon Presiden (Capres) Anies Baswedan, yang mengaku tidak pernah menggunakan jasa pendengung atau buzzer selama menjadi gubernur DKI Jakarta dan kontestasi politik.
 
“Bisa saja Anies gunakan Buzzer untuk hadapi serangan lawan. Dan memungkinkan Anies tidak terlibat langsung, hal ini bisa dilihat bagaimana ketika Anies menjadi pemenang,” ungkapnya.
 
Pengakuan Anies juga mulai diragukan warga Net. Salah satu akun yang meragukan Anies tidak punya buzzer adalah @nazreashe. Akun ini memosting komentar: Anis tuh kayaknya beneran punya stok buzzer gede banget deh, tiap kali liat komennya di sosmed, kayak konser buzzer.
 
Warganet dengan akun @oracion6 menilai pengakuan Anies tak punya buzzer hanya akal-akalan saja.
 
"Bukan buzzer tapi staf khusus media sosial. Lu kayak ga tau omongannya gimana," tulis dia.
 
Berdasarkan penelusuran, terdapat puluhan akun twitter yang selama ini paling aktif melakukan pembelaan dan menyuarakan dukungan terhadap Anies-Muhaimin.
 
Di antaranya username tweet: tijabar, BangPino, ekowboy2, UmarSyadalHsb, aindraku, Andria75777, GeisChalifah, descha05, marlina_idha, DaengWahidin2, NdoroTedjo, cakimNOW, hasyimmah, Yuriss_Samosir, Yulia_NS79, Malika6027, thoriqul_haq, sutanmangara, doelpaten, Putri9696977, malika6027, aniesmania, MichelAdam7_, Mdy_Asmara, SulbenSiagian, marlina_idhasobat_anies, MissKoral, descha05.
 
Sebelumnya, hasil survei LPI menunjukkan isu pasangan yang dapat sejahterakan buruh, Ganjar-Mahfud MD mendapatkan 69,25 persen, Anies-Muhaimin sebesar 12,75 persen dan Prabowo-Gibran sebesar 9,74 persen, serta tidak tahu 8,25 persen.
 
Sementara, pasangan paling peduli terkait isu buruh yakni Ganjar-Mahfud MD mendapatkan 68 persen, Anies-Muhaimin sebesar 12,50 persen dan Prabowo-Gibran sebesar 10,75 persen, serta tidak tahu 8,75 persen.
 
Survei LPI ini digelar mulai 22- 27 November 2023. Survei ini dilakukan 18 provinsi terhadap 1.700 responden yang merupakan pekerja atau buruh berumur 17 tahun atau sudah menikah. Survei menggunakan metode

Pewarta: Fauzi
Editor: Edy M Yakub
Copyright © ANTARA 2023