Alhamdulillah Dinas Pendidikan Jatim berhasil meraih empat penghargaan dari Kemendikbudristek dan BBPPMP BOE di berbagai kategori. Ini menjadi bukti kerja keras seluruh guru dan kepala sekolah untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Jatim
Surabaya (ANTARA) - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur (Jatim) melalui Dinas Pendidikan setempat memborong empat penghargaan sekaligus dari Balai Besar Pengembangan Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi (BBPPMPV) Bidang Otomotif dan Elektronika (BOE).

"Alhamdulillah Dinas Pendidikan Jatim berhasil meraih empat penghargaan dari Kemendikbudristek dan BBPPMP BOE di berbagai kategori. Ini menjadi bukti kerja keras seluruh guru dan kepala sekolah untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Jatim," kata Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa di Surabaya, Senin.

Empat penghargaan tersebut terdiri dari dua penghargaan peringkat pertama sebagai provinsi dengan pencapaian tertinggi pengisian platform tracer study. Kemudian penghargaan peringkat pertama sebagai provinsi dengan dukungan pemberdayaan platform merdeka mengajar tertinggi.

Sementara untuk dua penghargaan lainnya yakni sebagai provinsi dengan pemanfaatan rapor pendidikan melalui Adoption Rate tertinggi kedua dari lima provinsi wilayah kerja BBPPMPV BOE, serta peringkat dua sebagai provinsi dengan dukungan terhadap penguatan dan pemberdayaan komunitas belajar.

Baca juga: Khofifah minta SMK di Jatim perkuatkan pendidikan vokasi berdaya saing

Menurutnya, penghargaan tersebut menjadi bukti komitmen kuat Pemprov Jatim dalam menurunkan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT), khususnya bagi lulusan SMK. Terlebih, capaian pengisian platform tracer study di Jatim adalah yang tertinggi, lulusan SMK di Jawa Timur tahun 2023 mencapai 248.006 siswa yang terserap industri dari 2.121 sekolah.

Capaian tracer study tersebut, kata Khofifah, menjadi angin segar bagi Jatim dalam menurunkan TPT, khususnya dari lulusan SMK. Apalagi, berbagai upaya peningkatan kompetensi juga terus dilakukan oleh Pemprov Jatim bersama dunia usaha, dunia industri, dan dunia kerja (dudika) agar kompetensi lulusan SMK di Jatim sesuai kebutuhan dudika.

"Banyak dari siswa SMK sudah dipesan oleh perusahaan ketika mereka berada di kelas XI atau XII. Tentunya ini menjadi bagian dari upaya kita untuk terus menurunkan TPT yang signifikan di Jatim," tuturnya.

Baca juga: Kadin Jatim mendirikan rumah vokasi sebagai rumah bersama

Sebagai informasi, TPT lulusan SMK di Jawa Timur dari tahun ke tahun terus mengalami penurunan. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), tren penurunan TPT lulusan SMK tersebut tercatat sejak tahun 2020 hingga 2022.

Masih menurut data BPS, pada Agustus 2020 TPT SMK tercatat 11,89 persen, turun menjadi 9,54 persen pada Agustus 2021, dan kembali turun menjadi 6,70 persen pada Agustus 2022.

Lebih lanjut Khofifah mengatakan saat ini tantangan dudika semakin kompetitif. Beberapa industri bahkan sudah beralih pada teknologi. Untuk itu sekolah vokasi atau SMK di Jatim harus terus beradaptasi terhadap hal ini.

"Salah satunya adalah dengan memperbanyak teaching factory di satuan pendidikan juga project based learning. Di samping itu juga dengan kerja sama yang telah dibangun dengan dudika," ujarnya.

Baca juga: Gubernur Jatim harap kehadiran MCC mampu tekan pengangguran

Pewarta: Willi Irawan
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2023