kalau ditotal, nanti proporsional antara dividen dan PMN mencapai target 50:50, sekarang insya Allah bisa 55:45
Jakarta (ANTARA) - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir optimistis kinerja positif dari kementerian yang dipimpinnya dapat terus berlanjut pada 2023 dan 2024 dengan target dividen lebih besar dari penyertaan modal negara (PMN).
 
Erick mengatakan, laba BUMN pada 2022 mencapai Rp 254 triliun tanpa restrukturisasi yang sebesar Rp55,7 triliun. Kinerja BUMN pun masih positif dengan laba sebesar Rp231 triliun pada kuartal III 2023 atau naik 10 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 210 triliun.
 
Capaian tersebut melesat dibandingkan laba BUMN pada 2021 yang sebesar Rp125 triliun.
 
"Kalau kita bandingkan dengan (laba) 2022 yang nilainya Rp254 triliun, mungkin saya optimistis angka ini bisa tercapai dan masih bisa tumbuh lagi untuk 2023," ujar Erick saat rapat kerja dengan Komisi VI DPR di Gedung DPR, Jakarta, Senin.
 
Erick menyampaikan, transformasi juga berdampak besar dalam peningkatan kontribusi BUMN kepada negara melalui dividen, pajak, dan PNBP.
 
Lebih lanjut, total kontribusi BUMN dalam tiga tahun terakhir pada 2020-2022 mencapai Rp1.318 triliun atau tumbuh Rp39 triliun dari periode 2017-2019 yang sebesar Rp1.279 triliun.
 
"Sementara realisasi kontribusi BUMN hingga kuartal III 2023 telah mencapai Rp448 triliun," ucap Erick.
 
Erick menyampaikan kinerja apik ini juga mendapat respons positif dari pasar. Erick mencontohkan tingkat return BUMN di bursa yang mencapai 28 persen atau lebih tinggi dari emiten swasta yang sebesar 18 persen.
 
Ia terus mendorong keseimbangan antara penyertaan modal negara (PMN) dengan dividen. Komitmen ini telah disampaikan Erick sejak 2019 yang menginginkan porsi PMN dan dividen bisa setara yakni 50:50.
 
Erick bersyukur BUMN berhasil menyetorkan dividen sebesar Rp81,1 triliun atau melampaui target awal sebesar Rp35,3 triliun pada 2023. Erick menargetkan dividen BUMN pada 2024 akan terus bertumbuh hingga Rp85,2 triliun.
 
"Artinya kalau ditotal, nanti proporsional antara dividen dan PMN mencapai target 50:50, sekarang insya Allah bisa 55:45," lanjut Erick.
 
Total realisasi dan usulan PMN selama periode 2020-2024 mencapai Rp226,1 triliun. Sedangkan realisasi dan usulan dividen di periode yang sama justru lebih besar yakni Rp279,4 triliun.
 
Dengan demikian, porsi dividen BUMN akan mencapai 55 persen lebih besar dibandingkan PMN yang sebesar 45 persen.
 
"Hal ini terjadi juga karena dorongan Komisi VI yang mendorong transformasi. Kita juga punya annual report terkonsolidasi sehingga konsisten punya laporan keuangan yang transparan dan bisa menjadi review dan catatan untuk perbaikan di tahun-tahun berikutnya," kata Erick.


Baca juga: Bank Mandiri raup laba bersih Rp39,1 triliun pada kuartal III-2023
Baca juga: Laba bersih BUMN semester I 2023 capai Rp183,9 triliun
Baca juga: Kemenkeu- Komisi XI setujui PMN untuk 11 BUMN senilai Rp42,6 triliun

Pewarta: Maria Cicilia Galuh Prayudhia
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2023