Guangzhou (ANTARA) - Keterbukaan tingkat tinggi China menjadi sorotan dalam gelaran Understanding China Conference (Guangzhou) 2023, dengan para partisipan dari dalam dan luar negeri berbagi wawasan serta perspektif mereka tentang topik tersebut.

Tahun ini menandai peringatan 45 tahun dimulainya reformasi dan keterbukaan China. Selama beberapa dekade, China telah berkomitmen pada kebijakan nasionalnya yang mendasar untuk membuka diri terhadap dunia luar dan mengejar strategi keterbukaan yang saling menguntungkan. Saat ini, China juga mengejar pembangunan berkualitas tinggi dan keterbukaan tingkat tinggi.

Para partisipan konferensi tersebut mengatakan bahwa China memberikan berbagai kontribusi yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi dunia, terus berbagi peluang pembangunan dengan dunia melalui proses keterbukaan.

Melalui keterbukaan tingkat tinggi, China tidak hanya dapat memberikan dorongan yang kuat untuk pembangunan ekonominya sendiri, tetapi juga dapat memberikan dukungan yang kuat terhadap pembangunan sebuah komunitas dengan masa depan bersama bagi umat manusia.

Shang Fulin, mantan pejabat regulasi perbankan, menekankan bahwa sejak awal reformasi dan keterbukaannya, China merangkul globalisasi secara aktif dan memanfaatkan sepenuhnya peluang yang dibawa oleh globalisasi ekonomi.

Dengan berpegang pada kebijakan fundamental keterbukaannya, China juga melepaskan produktivitas sosial yang signifikan dan memperdalam hubungannya dengan ekonomi dunia, sebutnya.

Kontribusi rata-rata China terhadap pertumbuhan ekonomi global berada di level 30 persen lebih selama periode 2013 hingga 2021, muncul sebagai penstabil dan kekuatan pendorong yang sangat penting bagi ekspansi ekonomi global.

Dalam menghadapi berbagai tantangan seperti persaingan geopolitik yang ketat, meningkatnya unilateralisme dan proteksionisme, China tetap berkomitmen untuk membuka diri, menjadi sebuah kekuatan penting yang mendorong globalisasi, ujar Shang.

Guna mendorong keterbukaan keuangan tingkat tinggi, Shang menyerukan promosi keterbukaan institusional, peningkatan fasilitasi investasi lintas perbatasan, dan pembentukan lingkungan persaingan adil yang selaras dengan keterbukaan tingkat tinggi.

"Hal itu juga membutuhkan pemanfaatan efektif dari potensi pasar domestik yang besar, memperkuat kerja sama internasional dan berbagi peluang pembangunan China. Selain itu, China harus berpartisipasi aktif dalam tata kelola ekonomi dan keuangan global, berkontribusi pada reformasi sistem tata kelola global, serta terlibat dalam perumusan aturan ekonomi global," kata Shang.

Fred Hu, pendiri sekaligus ketua perusahaan investasi Primavera Capital Group, mengatakan bahwa China perlu mempertahankan keterbukaan tingkat tingginya, mempromosikan pembangunan berkualitas tinggi, dan mendorong lingkungan bisnis internasional yang berorientasi pada pasar dengan supremasi hukum.

Upaya-upaya juga harus dilakukan untuk meningkatkan hubungan dengan para mitra perdagangan dan investasi utama, serta untuk mengurangi ketidakpastian geopolitik.

"China masih memiliki keunggulan yang luar biasa dan potensi yang tak terbatas. China akan tetap menjadi tujuan utama investasi asing langsung global, dan terus menjadi sebuah mesin yang kuat untuk pertumbuhan ekonomi dunia," ujar Hu.

CP Pharmaceutical Capital Group, sebuah grup multinasional yang mencakup berbagai industri, merupakan salah satu perusahaan asing pertama yang masuk ke China setelah negara itu mengadopsi kebijakan reformasi dan keterbukaan pada tahun 1970-an.

"Perusahaan kami menyaksikan keajaiban perkembangan ekonomi China. Kami juga merupakan salah satu partisipan dan penerima manfaat dari reformasi dan keterbukaan China. Reformasi, keterbukaan, dan keterlibatan China dalam globalisasi ekonomi membawa prospek pembangunan yang baru dan menjanjikan bagi China maupun seluruh dunia," ungkap Tse Ping, ketua grup tersebut.

"Globalisasi ekonomi telah terganggu oleh berbagai faktor. Namun, pemerintah China memajukan keterbukaan tingkat tinggi secara tepat waktu, yang memberi peluang pengembangan baru bagi para wirausahawan visioner," kata Tse.

Toshinobu Umetsu, presiden sekaligus CEO Shiseido China, mengatakan bahwa raksasa kosmetik Jepang, Shiseido Group, diuntungkan oleh pesatnya pertumbuhan ekonomi China dan bersedia berpartisipasi serta mempromosikan keterbukaan tingkat tinggi China. 


 

Pewarta: Xinhua
Editor: Desi Purnamawati
Copyright © ANTARA 2023