Gaza (ANTARA) - Jumlah warga Palestina yang tewas akibat serangan Israel ke Jalur Gaza sejak 7 Oktober telah bertambah menjadi 15.899 orang, ungkap pernyataan kementerian kesehatan yang dikelola Hamas pada Senin (4/12).

Ashraf al-Qedra, selaku juru bicara kementerian tersebut, mengatakan dalam sebuah konferensi pers di Khan Yunis, bagian selatan Jalur Gaza, bahwa jumlah korban luka bertambah menjadi lebih dari 42.000 orang, sementara 70 persen dari jumlah korban adalah anak-anak dan perempuan.

Al-Qedra menuduh Israel meningkatkan penargetannya ke rumah sakit dan fasilitas kesehatan. Dia juga mengatakan bahwa Israel telah menghancurkan 56 institusi kesehatan, menangkap 35 petugas medis, dan membuat sistem kesehatan di Jalur Gaza lumpuh total.
 
   


Al-Qedra meminta Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk melindungi rumah sakit maupun tim kesehatan dan kemanusiaan, serta menyediakan jalur yang aman untuk masuknya pasokan medis dan bahan bakar serta evakuasi para korban luka.

Sementara itu, Pasukan Pertahanan Israel (Israel Defense Forces/IDF) mengatakan bahwa Hamas telah dengan sengaja menempatkan dirinya di antara warga sipil sehingga warga Gaza harus menanggung akibat dari tindakan tersebut. 

"Perang kami adalah melawan Hamas, bukan warga Gaza. Kami mengambil langkah-langkah ekstensif untuk mengurangi bahaya bagi warga sipil yang digunakan Hamas sebagai perisai," kata IDF dalam sebuah unggahan di akun resminya di media sosial X pada Senin malam waktu setempat.

Sejak 7 Oktober, Israel telah melancarkan perang berskala besar melawan Hamas setelah Hamas melancarkan serangan mendadak yang belum pernah terjadi sebelumnya ke kota-kota Israel. 


 

Pewarta: Xinhua
Editor: Desi Purnamawati
Copyright © ANTARA 2023