Secara spesifik, penjualan kendaraan listrik (electric vehicle/EV) produsen mobil AS itu naik 43 persen menjadi hampir 9.000 unit, dan penjualan kendaraan hybrid melonjak 75 persen.
Penjualan kendaraan bermesin pembakaran internal Ford turun 6,5 persen sebagai akibat dari aksi mogok serikat pekerja United Auto Workers (UAW) terhadap sejumlah pabrik SUV dan truk pada September dan Oktober. Penjualan truk pikap turun 2,8 persen secara tahunan (year on year/yoy), namun penjualan SUV naik 0,7 persen.
Untuk truk F-Series, meskipun penjualan truk F-Series pembakaran internal turun 3,8 persen (yoy) pada November, penjualan F-150 Lightning listrik naik 113 persen ke rekor tertinggi bulanan dan sepanjang tahun ini. Penjualan F-150 Hybrid naik 36 persen.
Ford memproduksi lebih dari 205.000 kendaraan pada November dan 2,278 juta kendaraan di Amerika Utara dalam 11 bulan pertama tahun ini. Pada akhir November, stok kendaraannya mencapai hampir 462.000 unit.
Aksi mogok serikat pekerja UAW terhadap Ford dimulai pada 15 September dan berakhir pada 25 Oktober. Para pekerja Ford pada akhir November meratifikasi perjanjian baru UAW dengan Ford, termasuk kenaikan upah sebesar 27 persen selama empat setengah tahun, penyesuaian biaya hidup, dan peningkatan kontribusi pensiun. Ford mengatakan bahwa kontrak tersebut akan menambah biaya rata-rata 900 dolar AS (1 dolar AS = Rp15.446) per kendaraan pada 2028.
Ford pekan lalu melaporkan bahwa aksi mogok tersebut mengakibatkan kerugian 1,7 miliar dolar AS dalam pendapatannya, dan merevisi turun pendapatan operasional yang disesuaikan selama setahun penuh pada 2023 menjadi 10 miliar hingga 10,5 miliar dolar AS.
Untuk produsen mobil lainnya, Honda Motor Co., Ltd. melaporkan penjualan di AS pada November naik 33 persen; penjualan Hyundai Motor Co. naik 11 persen; dan penjualan Subaru Corp. naik 6,4 persen, demikian laporan Detroit News pada Senin.
Pewarta: Xinhua
Editor: Desi Purnamawati
Copyright © ANTARA 2023
