Apakah dalam proses globalisasi bangsa kita akan menang? Apakah bangsa Indonesia diuntungkan atau dirugikan, kita tak mau bangsa ini dirugikan, harus diuntungkan menjadi bangsa yang bermanfaat bagi bangsa lain,"
Subang (ANTARA News) - Pemerintah berkomitmen kuat membawa bangsa Indonesia menang dalam persaingan globalisasi atas berbagai negara lain.

"Apakah dalam proses globalisasi bangsa kita akan menang? Apakah bangsa Indonesia diuntungkan atau dirugikan, kita tak mau bangsa ini dirugikan, harus diuntungkan menjadi bangsa yang bermanfaat bagi bangsa lain," kata Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) Moh Jumhur Hidayat dalam kuliah umum di Universitas Subang di Kabupaten Subang, Jawa Barat, Senin.

Di hadapan Rektor Universitas Subang Dr Muslihat, para dosen, dan ratusan mahasiswa, Jumhur memotivasi hadirin untuk memiliki semangat yang kuat memajukan bangsa di kancah internasional.

"Di setiap kompetisi internasional, Indonesia berkali-kali menang dalam olimpiade fisika, matematika, robotik, dan sebagainya yang mengandalkan kerja otak. `Brain` dan gen bangsa Indonesia sesungguhnya lebih unggul dibanding bangsa lain," katanya.

Jumhur mengakui secara umum Indonesia harus mengejar ketertinggalan dengan negara-negara maju lain, terutama dalam globalisasi perdagangan barang dan jasa.

"Apalagi sebagian masyarakat kita masih banyak yang lebih memilih produk dan jasa dari luar negeri dibandingkan produk dalam negeri," katanya.

Ia mencontohkan mewabahnya tarian "Gangnam Style" dan berbagai tarian modern lainnya dari luar negeri lebih mudah ditirukan oleh orang Indonesia dibandingkan dengan Tari Saman, Poco-Poco, Sajojo, atau Tari Topeng.

Begitu pula dalam berbusana, katanya, masih banyak yang menirukan model dari luar negeri daripada mengenakan busana batik atau pakaian nasional lainnya.

Untuk memajukan bangsa ini, menurut Jumhur, salah satunya adalah jangan bermental inlander yakni mengagung-agungkan atau terpesona atas berbagai hal yang datang dari produk luar negeri.

"Saya juga mengingatkan pengusaha jangan bermental inlander yakni mempekerjakan orang asing untuk menduduki jabatan-jabatan tertentu yang sebenarnya bisa dipegang oleh orang Indonesia," katanya.

Kekayaan alam Indonesia yang sangat berlimpah ditambah jumlah penduduk bangsa ini yang berada di peringkat keempat terbesar setelah China, India, dan Amerika Serikat, serta jati diri bangsa Indonesia yang religius di tengah heterogenitas, merupakan modal yang sangat mendasar untuk kemajuan bangsa ini.

"Tuhan menciptakan wilayah Indonesia ini dengan tersenyum maka sambutlah karunia ini dengan tersenyum pula dengan bekerja keras, semangat, dan bangkit menjadi bangsa yang maju dan berjaya," katanya disambut tepuk tangan hadirin.(*)

Pewarta: Budi Setiawanto
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013