Istanbul (ANTARA) - China meminta Amerika Serikat untuk berhenti menganggap negaranya sebagai musuh sebagai tanggapan atas pernyataan Menteri Perdagangan AS Gina Raimondo yang menyebut Beijing sebagai "ancaman terbesar".

"AS harus berhenti melihat China sebagai musuh, memperbaiki langkah yang salah dalam melakukan konfrontasi negara-negara besar dengan dalih persaingan, dan menghindari untuk mengatakan satu hal namun melakukan hal lain," ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri Wang Wenbin dalam rilis yang dikeluarkan kementerian itu.

"AS perlu memiliki pemahaman yang benar tentang China, bekerja sama dengan China, untuk bersungguh-sungguh mewujudkan pemahaman penting bersama yang dicapai antara kedua Presiden dalam pertemuan mereka di San Francisco,” tambahnya.

"China tidak pernah bertaruh melawan AS, dan tidak memiliki keinginan untuk menantang dan menggulingkan AS." sebut Wenbin.

Pejabat China itu mengingat bahwa Presiden Biden pernah berkata bahwa AS tidak berupaya menghentikan perkembangan ekonomi atau kemajuan ilmiah maupun teknologi negara itu.

"Namun, apa yang dinyatakan pejabat AS tersebut bertentangan dengan ucapan Biden. Hal ini akan menyulitkan mereka mendapatkan kepercayaan China dan dunia, dan menunjukkan mentalitas Perang Dingin serta pola pikir hegemonik yang tertanam dalam pada beberapa orang di AS," tambah Wang.

Pernyataan Wang muncul setelah Raimondo menyebut China sebagai "ancaman terbesar yang pernah kami hadapi" dan menekankan bahwa negara itu bukan teman bagi AS.

Raimondo juga mendesak para pemimpin usaha AS untuk mengutamakan keamanan nasional daripada pendapatan jangka pendek.

Baca juga: Menteri Perdagangan AS: Bersaing dengan China tidak "mudah"
Baca juga: Jubir: hubungan ekonomi China-AS sama-sama saling menguntungkan

Penerjemah: Yoanita Hastryka Djohan
Editor: Arie Novarina
Copyright © ANTARA 2023