Ini menunjukkan potensi ke depan yang masih luar biasa besar.
Jakarta (ANTARA) - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyampaikan, Indonesia berkontribusi pada Pasar Karbon Sukarela (Voluntary Carbon Market/VCM) Asia hingga 15 persen atau 31,7 metrik ton setara karbondioksida (CO2e) dengan estimasi nilai transaksi offset karbon sebesar 163 juta dolar AS.

Maka dari itu, Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi penyedia kredit karbon berbasis alam dengan mekanisme offset mencapai 1.3 giga ton CO2e senilai 190 miliar dolar AS.

"Ini menunjukkan potensi ke depan yang masih luar biasa besar," kata Sri Mulyani dalam acara High-Level Roundtable On Voluntary Carbon Markets sebagai rangkaian Conference of the Parties (COP) 28 Uni Emirat Arab (UAE), seperti dikutip dari keterangan resmi di Jakarta, Selasa.

Dari sisi kredit karbon berbasis teknologi, dia mengungkapkan Indonesia mulai memperdagangkan di bursa karbon sejak September 2023. Per 25 Oktober 2023, tercatat sebanyak 464,843 ton CO2e diperdagangkan dengan nilai Rp69.900 per unit karbon atau setara dengan 4,43 dolar AS per ton CO2e, yang totalnya mencapai 1,85 juta dolar AS.

Sri Mulyani pun menjelaskan peran penting Kementerian Keuangan (Kemenkeu) dalam pengembangan pasar karbon dan berbagai upaya percepatan transisi menuju masa depan yang lebih berkelanjutan.

"Kemenkeu memiliki peran penting dalam pengembangan pasar karbon, tak hanya menjadi katalisator dalam pengembangan pasar karbon yang efektif dan efisien, kami juga mendorong investasi rendah karbon dan percepatan transisi menuju masa depan yang lebih berkelanjutan," ujarnya lagi.

Selain itu, kata Bendahara Negara tersebut, Kemenkeu juga terus berupaya meningkatkan mobilisasi dari pasar internasional melalui kebijakan perdagangan karbon lintas batas bersama kementerian lain, khususnya Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

"Tentu, segala upaya ini tidak hadir tanpa tantangan. Namun itulah fungsi dari forum seperti ini, yakni bersama menemukan titik tengah serta solusi dari beragam tantangan yang dihadapi," ujar Menkeu.
Baca juga: Bursa karbon sebagai upaya Indonesia untuk mitigasi iklim
Baca juga: OJK: Nilai perdagangan di bursa karbon Rp30,7 miliar per November 2023

Pewarta: Agatha Olivia Victoria
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2023