Denpasar (ANTARA News) - Pemerintah Provinsi Bali akan memasang enam unit alat sistem pendeteksi dini (early warning system) di sejumlah pantai yang dinilai strategis guna mengetahui kemungkinan munculnya genpa diikuti gelombang pasang air laut (tsunami). Alat canggih yang dapat mendeteksi secara dini dan seksama terhadap bencana alam itu diprioritaskan instalasinya sejumlah pantai di wilayah Kota Denpasar dan Kabupaten Badung, kata Gubernur Bali, Drs Dewa Beratha, di Denpasar, Selasa. Selesai mengadakan pertemuan dengan Deputi Menteri Negara Riset dan Teknologi (Menristek) Dr Idwan Sukardi dan ahli gempa/tsunami, Prof Gde Widiadnyana, ia mengemukakan bahwa pemasangan alat tersebut akan dilakukan sesegera mungkin. Para tokoh tersebut mengadakan pertemuan guna membahas rencana Bali sebagai tempat latihan penanggulangan bencana tsumani. Pemasangan keenam unit alat tersebut, katanya, diharapkan sebelum Bali menjadi tuan rumah latihan penanggulangan bencana tsunami, sekaligus pertemuan membahas kesiapan dalam menanggulangi bencana alam pada 26 Desember 2006. Beratha menyambut baik dipilihnya Bali sebagai lokasi pemasangan sistem detek Jumlah alatnya yang masih sangat terbatas itu, menurut dia, pada tahap pertama belum menjangkau seluruh kabupaten dan kota di Bali, karena dari delapan kabupaten dan satu kota di Bali, kecuali Kabupaten Bangli, tidak memiliki kawasan pantai. Dari enam alat pendeteksi tersebut, kalangan pakar sudah memasang satu unit di Pantai Kuta. Namun belum lagi berfungsi, mereka menemukan kenyataan, ternyata bagian pelampung penopang telemetrinya hilang. Hingga kini, pihak keamanan belum mengetahui secara pasti apakah hilangnya alat itu lantaran aksi pencurian atau hanyut tersapu ombak besar. "Kita belum dapat memastikan itu, apakah bagian pelampung dari alat itu hilang akibat disapu ombak atau dicuri orang, karena segalanya masih dalam penyelidikan," kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah (Kabid Humas Polda) Bali, Kombes Pol AS Reniban. Oleh karena itu, pihak Direktorat Polisi Air (Ditpolair) Polda Bali sempat mengerahkan petugas menggunakan dua kapal cepat untuk mencarinya kawasan Pantai Kuta, Kabupaten Badung, serta di wilayah perairan Bali bagian selatan lainnya, namun sejauh ini tidak membuahkan hasil. Pihak Dinas Pekerjaan Umum Bali pernah melaporkan bahwa bagian pelampung dari perangkat Wave Hunter (pendeteksi gelombang laut) yang dipasang sekira 2.600 meter dari bibir Pantai Kuta itu diketahui telah lenyap dari tempatnya. Padahal, Wave Hunter yang "ditanam" --menggunakan jangkar-- di bawah permukaan air laut itu dilengkapi telemetri atau antena yang memancang di atas bantalan pelampung di permukaan laut. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2006