Bengkulu (ANTARA News) - Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) menjadwalkan pada tahun 2007 memasang enam unit sirine di Bengkulu guna memberi peringatan kepada masyarakat, jika terjadi bencana tsunami. "Sirine tersebut akan dipicu dengan sistem satelit, sehingga ketika terjadi gempa dengan kekuatan besar dan dapat menimbulkan tsunami, maka otomatis berbunyi," kata Kepala Pusat Sistem Jaringan Observasi BMG, Sunarjo, di Bengkulu, Selasa. BMG secara bertahap akan memasang sirine otomatis tersebut di seluruh daerah yang rawan gempa dan tsunami, dan tahun 2006 dilakukan pemasangan di Provinsi Sumatera Barat (Sumbar), Nangroe Aceh Darussalam (NAD) dan Bali. Di NAD dan Sumbar telah terpasang masing-masing enam unit, sedangkan Bali masih dalam proses tender. "Tahun 2007 selain Bengkulu ada delapan atau 10 daerah yang akan dipasangi sirine tersebut," katanya. Sirine tersebut sangat diperlukan guna menghindari jatuhnya korban jiwa, ketika terjadi gelombang pasang air laut pasca-gempa besar (tsunami), atau paling tidak jumlah korban dapat diminimalisir. Ia menjelaskan, BMG hanya menjatah enam unit untuk masing-masing daerah sebagai pilot project, namun kalau pemerintah daerah atau pihak lain, seperti Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kominfo) akan menambah, maka akan lebih baik lagi. Mengenai lokasi pemasangannya, BMG melakukan koordinasi dengan pemerintah daerah, karena merekalah yang lebih tahu di lokasi mana saja yang rawan tsunami, jika terjadi gempa besar. "Kita akan pasang sesuai permintaan pemerintah daerah, bisa saja tempatnya di pantai atau lokasi lain," katanya. Ia mencontohkan, rencana pemasangan satu unit sirine di dekat salah satu Polsek di Bali atas permintaan pemerintah daerah setempat. Terkait rencana pemerintah Provinsi Bengkulu yang akan memasang sirine di sepanjang pantai, menurut dia lebih baik dan itu merupakan kebijakan lokal. "Sirine yang akan dipasang mungkin manual yang harus dihidupkan oleh manusia ketika ada tsunami. Itu bagus juga sih," ujarnya. Pemerintah Provinsi Bengkulu akan memasang 200 unit sirine di sepanjang pantai guna memberi peringatan bagi masyarakat, jika terjadi tsunami sehingga masyarakat bisa segera menyelematkan diri. Sementara itu, Asisten I Sekretariat Provinsi Bengkulu, Edy Wicipto, mengatakan bahwa sirine itu akan dipasang di pantai Kota Bengkulu sebanyak 50 unit dan di Kabupaten Kaur, Bengkulu Selatan, Seluma, Bengkulu Utara, serta Muko Muko masing-masing 30 unit. Setiap satu lokasi, menurut dia, akan dipasang satu unit sirine yang dilengkapi dengan lampu penerang, lampu emergensi dan genset sebagai antisipasi jika aliran listrik terputus/mati lampu. Provinsi Bengkulu merupakan daerah paling rawan gempa dan tsunami di Indonesia, bahkan setiap hari di daerah itu terjadi gempa meski dengan kekuatan dibawah 3,0 Skala Richter (SR), sehingga guncangannya tak dapat dirasakan oleh masyarakat. Bengkulu pernah diguncang gempa tektonik berkekuatan 7,3 Skala Richter pada 4 Juni 2000 yang menelan korban jiwa 94 orang, dan ribuan lainnya mengalami luka-luka. Gempa tersebut juga mengporakporandakan ribuan bangunan, fasilitas umum dan rumah penduduk dengan kerugian materi mencapai Rp400 miliar. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2006