Mogadishu (ANTARA) - Organisasi Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa (FAO) pada Jumat (8/12) mengatakan pihaknya telah menandatangani kesepakatan senilai 43,8 juta dolar AS (1 dolar AS = Rp15.500) untuk mengimplementasikan sebuah proyek yang bertujuan mengurangi risiko banjir dan memitigasi kekeringan di Somalia.

FAO mengatakan bahwa proyek Restoring the Riverine Eco-Systems for Climate Adaptations (RESTORE) akan merehabilitasi skema irigasi besar di dua wilayah di Negara Bagian Hirshabelle yang menargetkan 1,5 juta penduduk.

Proyek yang didanai Inggris tersebut, yang akan diimplementasikan oleh FAO, Program Lingkungan PBB (UNEP), Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM), dan World Vision International-Somalia yang bermitra dengan pemerintah Somalia, juga akan meningkatkan ketahanan pangan di negara tersebut.

"Hal ini secara substansial akan mengurangi risiko banjir, memitigasi kekeringan, mendukung produksi lokal, dan meningkatkan ketahanan pangan bagi jutaan penduduk yang rentan terhadap guncangan dan krisis yang berulang," kata Perwakilan FAO di Somalia Etienne Peterschmitt dalam sebuah pernyataan yang dirilis di Mogadishu, Ibu Kota Somalia.
 
   Foto yang diambil pada 19 Maret 2017 menunjukkan seorang gadis kecil menunggu untuk mendapatkan air di kamp Internal Displaced Person (IDP) di Doolow, sebuah kota perbatasan dengan Ethiopia, Somalia. (Xinhua/Sun Ruibo)


Proyek ini bertujuan untuk mengurangi kemiskinan, memastikan ketahanan pangan rumah tangga, mengurangi ketegangan terkait sumber daya alam, serta meningkatkan ketahanan masyarakat yang berisiko terdampak perubahan iklim

RESTORE merupakan bagian dari Jowhar Offstream Storage Program (JOSP), sebuah program senilai 140 juta dolar AS yang akan mendukung pemulihan infrastruktur produktif dan protektif, mempromosikan solusi berbasis alam dan pendekatan yang tahan terhadap iklim yang mendorong tata kelola efektif dan akuntabel bagi pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan di wilayah komando JOSP.

Menurut FAO, guncangan yang disebabkan oleh iklim yang semakin kerap terjadi seperti banjir dan kekeringan mengancam kehidupan dan penghidupan di Somalia.

Dikatakan oleh FAO, solusi transformatif harus diidentifikasi dan diimplementasikan untuk memenuhi kebutuhan ini.

"JOSP dan RESTORE merupakan inisiatif pertama dari jenisnya di Somalia, yang berupaya untuk secara berkelanjutan mengatasi penyebab kerentanan yang mendorong pergeseran ke arah produksi dan swasembada yang berkelanjutan, sekaligus mendukung perdamaian, stabilitas, dan kohesi sosial di area-area yang terdampak konflik," tutur FAO. 


 

Penerjemah: Xinhua
Editor: Santoso
Copyright © ANTARA 2023