Jadi makanya kita ingin mendorong reindustrialisasi berkelanjutan
Jakarta (ANTARA) -
Calon presiden nomor urut 1 Anies Baswedan berjanji akan mendorong reindustrialisasi berkelanjutan menyusul tren deindustrialisasi yang menurutnya tengah terjadi dalam beberapa tahun belakangan.
 
"Kita merasakan ada tren deindustrialisasi selama beberapa tahun ini datanya menunjukkan deindustrialisasi porsi industri dalam perekonomian kita menurun secara signifikan," katanya dalam acara Dialog Apindo Capres 2024 di Jakarta, Senin.
 
Anies menyebutkan kontribusi industri manufaktur terhadap PDB pada 2014 mencapai 29 persen, namun kemudian angka menurun menjadi 16 persen pada 2022.
 
"Jadi makanya kita ingin mendorong reindustrialisasi berkelanjutan," katanya.
 
Anies mengungkapkan sejumlah agenda strategis untuk menciptakan iklim usaha yang kondusif dan transparan sekaligus mendorong reindustrialisasi. Agenda strategis itu antara lain, menghadirkan kepastian hukum, kemudahan perizinan dan konsistensi kebijakan.
 
"Transparansi jadi kunci, end to end dari sisi perizinan," katanya.
 
Selanjutnya, menurunkan biaya logistik yang mahal, mempersiapkan manusia Indonesia yang berkualitas dan bersaing, membangun keberpihakan pada industri lokal sehingga semua bisa naik kelas, menjadikan kota-kota di berbagai wilayah Indonesia sebagai pusat pertumbuhan, dan mengakselerasi transisi energi melalui pendekatan partisipasi masyarakat dan pelaku usaha.

Sebelumnya, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menegaskan Indonesia tidak sedang dalam proses deindustrialisasi dini.

Hal itu lantaran berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), sektor industri pengolahan tumbuh 5,2 persen pada triwulan III 2023 yoy, melampaui pertumbuhan ekonomi nasional yang sebesar 4,94 persen pada periode yang sama.
 
Sektor manufaktur juga menjadi sumber terbesar pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan III-2023.
 
Sektor industri kembali menduduki peringkat pertama atau menyumbang investasi terbesar yaitu 41,2 persen terhadap realisasi investasi nasional (sebesar Rp433,9 triliun) sepanjang Januari-September 2023. Angka ini naik 18,8 persen dari periode yang sama di tahun sebelumnya.

Baca juga: Menperin: Deindustrialisasi alarm pembenahan sektor industri
Baca juga: Kadin: lawan deindustrialisasi dini dengan hilirisasi

Pewarta: Ade irma Junida
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2023