Hanoi (ANTARA) - Presiden China Xi Jinping memulai kunjungan dua hari ke Vietnam pada Selasa untuk membangun "masyarakat dengan masa depan bersama", hanya berselang tiga bulan pascakunjungan Presiden Amerika Serikat Joe Biden ke Hanoi.

Kunjungan Xi Jinping tersebut juga menandai ambisi dua kekuatan raksasa dunia itu untuk memperluas pengaruh mereka di Asia Tenggara.

Lawatan Xi ke Vietnam merupakan yang pertama dalam enam tahun itu dan, menurut sejumlah pejabat, telah dirancang sejak berbulan-bulan lalu dan pada awalnya akan dilakukan beberapa hari sebelum Biden berkunjung.

China berniat untuk meningkatkan kerja sama dengan sesama negara komunis tersebut, yang selama ini memiliki hubungan ekonomi cukup erat, tapi sering berselisih soal perbatasan di Laut China Selatan

Kunjungan Xi ke Vietnam sempat tertunda akibat belum tercapainya kesepakatan mengenai arah peningkatan hubungan bilateral kedua negara, yang oleh Beijing dibingkai sebagai "takdir bersama" --yang pada awalnya ditolak oleh Hanoi tapi kemungkinan akhirnya diterima.

Pada sebuah artikel opini yang diterbitkan oleh surat kabar Partai Komunis Vietnam menjelang kunjungan Xin, sang presiden China mengatakan "masyarakat dengan masa depan bersama" antara kedua negara memiliki arti yang sangat strategis.

Selain simbol peningkatan hubungan ke tingkat yang oleh Beijing mungkin dianggap lebih tinggi dibandingkan dengan hubungan AS-Vietnam, peningkatan status tersebut disertai dengan penandatanganan "puluhan dokumen kerja sama".

Langkah menuju status seperti itu diungkapkan Duta Besar China untuk Vietnam Xiong Bo, yang seperti dikutip surat kabar Tuoi Tre. 

Di antara kemungkinan kerja sama yang disepakati adalah investasi China dalam peningkatan jaringan kereta api antara kedua negara, yang mencakup hibah, meski jumlah bantuan tidak jelas, demikian juga dengan persyaratan pinjaman.

Kedua negara juga telah menyatakan minat mereka untuk meningkatkan hubungan transportasi.

Vietnam bersedia untuk meningkatkan ekspor ke China, terutama produk pertanian. Sementara, Beijing siap mengintegrasikan Vietnam utara dalam jaringan rantai pasokan di wilayah selatan.

Banyak perusahaan China memindahkan sebagian operasi mereka ke Vietnam dalam beberapa tahun sebelum pandemi agar lebih dekat dengan klien negara-negara Barat di Vietnam.

Langkah itu dianggap dapat mengurangi ketegangan hubungan dagang China-AS serta mengurangi paparan ekonomi China yang melemah.

Penguatan hubungan kereta api antara kedua negara akan memfasilitasi impor komponen dari China untuk dirakit di Vietnam sehingga bisa memperluas jalur sutra yang baru, yaitu Inisiatif Sabuk dan Jalan (BRI).

China juga ikut mendorong Vietnam agar masuk ke dalam Jalur Sutra Digital yang akan membutuhkan investasi kabel serat optik bawah laut, jaringan 5G,dan infrastruktur telekomunikasi lainnya.

Satu-satunya proyek sejauh ini yang menerima pinjaman BRI di Vietnam adalah proyek metro Hanoi. 

Vietnam memilih untuk tidak secara terbuka menyebut proyek tersebut sebagai proyek BRI, mengingat sensitifnya proyek tersebut untuk menunjukkan hubungan yang terlalu dekat dengan Beijing.

Menurut Xi, kedua negara harus memperluas kerja sama di bidang konektivitas, reformasi badan usaha milik negara, energi ramah lingkungan, dan mineral penting.

Sumber: Reuters

Baca juga: Biden: Kemitraan dengan Vietnam upaya ciptakan rantai pasok yang aman

Baca juga: AS gandeng Vietnam kembangkan ekosistem semikonduktor


 

Kereta metro buatan China kini beroperasi di Portugal

Penerjemah: Atman Ahdiat
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2023