Beijing (ANTARA) - Hujan salju lebat di China utara menyebabkan gangguan kegiatan pembelajaran dan lalu lintas di daerah tersebut. 

Salju tebal menyelimuti wilayah yang luas di utara Sungai Yangtze di China pada Senin (11/12) menyusul cuaca dingin beku selama akhir pekan.

Peringatan pun telah dikeluarkan, pemberangkatan kereta dan penerbangan dibatalkan, sementara sekolah-sekolah diliburkan demi memastikan keselamatan publik.

Mulai Minggu (10/12) pukul 19.00 hingga Senin pukul 08.00 waktu setempat, curah hujan salju di Beijing rata-rata mencapai 5,8 mm. Curah hujan tertinggi tercatat di Distrik Fangshan, mencapai 10,2 mm, menurut data yang disediakan oleh Layanan Meteorologi Beijing.

Stasiun cuaca di kota tersebut mengeluarkan peringatan kuning untuk jalanan licin pada Minggu pukul 16.50 waktu setempat, dan memperkirakan sebagian besar jalanan di wilayah kota itu akan tertutup es antara Minggu pukul 23.00 dan Senin pukul 14.00.

Pada Senin pukul 07.00, lebih dari 180 rute bus di Beijing ditangguhkan. Sejauh ini, pemerintah kota telah mengerahkan sekitar 63.000 pekerja dan menyiapkan lebih dari 6.600 kendaraan dan peralatan lainnya untuk membersihkan salju dan es di jalanan.

Sebanyak 26 kereta di dalam yurisdiksi Stasiun Barat Beijing akan ditangguhkan dari Senin hingga Selasa (12/12), menurut pihak stasiun.

Pembatasan kecepatan telah diberlakukan untuk kereta yang melaju di kedua arah di sepanjang jalur kereta cepat Beijing-Guangzhou, yang menyebabkan penundaan untuk beberapa kereta, kata China Railway Beijing Group Co., Ltd.

Sebanyak 65 penerbangan dibatalkan di Bandar Udara Internasional Ibu Kota Beijing hingga Senin pukul 12.27 waktu setempat, dan tatanan operasional bandara secara keseluruhan tetap berjalan normal, menurut pihak bandara.

Sementara itu, para pengunjung terlihat mengantre di depan objek-objek wisata populer seperti Kota Terlarang dan Taman Jingshan pada Senin pagi untuk menikmati pemandangan yang diselimuti salju.

Di Provinsi Henan, China tengah, sebagian besar wilayah barat dan utara-tengah mengalami akumulasi salju setebal lebih dari 10 cm pada Senin pukul 05.00, dengan beberapa daerah melaporkan kedalaman salju lebih dari 15 cm.

Ratusan peringatan untuk angin kencang, salju lebat, gelombang dingin, dan jalan yang licin telah dikeluarkan di provinsi ini, sementara peringatan merah untuk salju lebat dikeluarkan di banyak tempat.

Sekolah menengah pertama, sekolah dasar, dan taman kanak-kanak di kota tersebut diliburkan pada Senin, dan biro pendidikan Zhengzhou telah berencana akan memberikan informasi lebih lanjut apakah penangguhan tersebut tetap diberlakukan pada Selasa.

Di Provinsi Shandong, China timur, sekolah dasar dan menengah serta taman kanak-kanak di ibu kota provinsi mengalihkan kelas mereka ke pembelajaran daring pada Senin pagi.

Salju dan angin kencang mulai turun di Jinan pada Senin dini hari, dan mulai pukul 03.00 hingga pukul 10.00, kota tersebut mengalami hujan salju setebal 7 mm.

Sekolah-sekolah telah mengoordinasikan upaya untuk menugaskan beberapa staf dan guru membersihkan salju dan es di pintu masuk kampus dan taman bermain sekolah guna memastikan kembalinya para murid dengan aman pada Selasa.

Kota Shouguang di Shandong, penghasil sayuran utama di China, mengambil sejumlah langkah guna memastikan pasokan sayuran di tengah gelombang dingin. Para ahli dikerahkan untuk memberikan panduan teknis di lapangan mengenai penanaman sayuran, dan perangkat cerdas seperti aplikasi peringatan suhu rendah memungkinkan pengelolaan rumah kaca secara tepat waktu.

China memiliki sistem peringatan cuaca empat tingkat, dengan warna merah mewakili peringatan paling parah, diikuti oleh oranye, kuning, dan biru.


 

Pewarta: Xinhua
Editor: Desi Purnamawati
Copyright © ANTARA 2023