... beberapa militan menyamar dengan seragam militer Thailand, menciptakan kesalahpahaman antara rakyat setempat saat kekerasan terjadi... "
Bangkok (ANTARA News) - Tentara Thailand, Senin, menepis kritik pihaknya telah terpaksa menggunakan kekuatan dan kekerasan dalam menangani tersangka gerilyawan muslim Thailand di provinsi perbatasan selatan selama bulan suci Ramadan.

Wakil juru bicara Angkatan Darat, Winthai Suvaree, mengatakan, personel militer, sebaliknya, telah menekankan memfasilitasi umat Islam dalam menjalankan ritual keagamaan mereka dan memberikan keamanan untuk masyarakat umum.

Dia menyatakan simpati atas insiden kekerasan pekan lalu di mana warga muslim Thailand, yang diidentifikasi sebagai Masupian Mama, ditembak mati di Narathiwat, dan mengatakan korban yang tewas adalah tersangka dalam pembunuhan seorang guru dan beberapa pemboman di provinsi selatan.

Mama menembaki personel militer yang tidak punya pilihan selain untuk menembak kembali, katanya.

Dalam kasus lain, Kol Winthai, mengatakan, tentara yang sedang berpatroli memergoki Amli Jehsoh, tersangka dalam membuat dan menanam bom, yang tidak melawan ketika ditangkap, dan rela menyerahkan diri ke pihak berwenang.

Amli dibebaskan dengan jaminan dan diizinkan untuk melakukan upacara keagamaan dengan keluarganya di rumah, katanya.

Mengenai bentrokan dengan lima atau enam gerilyawan di Narathiwat pada Minggu, Kol Winthai mengatakan semua orang dalam kelompok melarikan diri, tetapi pihak berwenang menyita senjata mereka, amunisi, makanan awetan, tabung gas dan beberapa seragam palsu militer.

Dia mengatakan beberapa militan menyamar dengan seragam militer Thailand, menciptakan kesalahpahaman antara rakyat setempat saat kekerasan terjadi.

BulanRamadan berakhir pada 7 Agustus.

Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2013