Harga alpukat sangat bagus dan banyak manfaatnya
Bangli (ANTARA) - Petani di Kintamani, Kabupaten Bangli, Bali, yang selama ini terkenal sebagai petani jeruk, kini mencoba beralih menanam berbagai jenis alpukat di tengah semakin menariknya harga buah tersebut di pasaran..

"Alpukat, apalagi untuk jenis tertentu harganya menjanjikan. Tanaman jeruk memang masih ada, tetapi sekarang hampir setiap petani di sini juga menanam alpukat," kata Made Suastika ketika berdialog dengan salah seorang warga di Desa Bayung Gede, Kintamani, Bangli, Rabu.

Suastika menyampaikan hal tersebut saat menerima kunjungan reses anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD)  Made Mangku Pastika.

Menurut Suastika, sebelumnya mereka memang mengembangkan tanaman jeruk yang cukup bagus hasilnya. Jeruk Kintamani yang telah dihasilkan di daerah setempat juga sudah memiliki nama dan diminati masyarakat. Namun beberapa tahun belakangan sejalan dengan perkembangan, petani mulai menanam alpukat.

"Kami ingin membuka lembaran baru. Harga alpukat sangat bagus dan banyak manfaatnya. Jadi kami beralih ke alpukat," ujarnya.

Petani yang karib dipanggil Pala ini mengembangkan 15 jenis alpukat di lahan yang cukup luas. Diantaranya ia menanam alpukat merah dari Vietnam selain alpukat jenis hass dari Australia yang lagi naik daun.

"Harga alpukat hass ini di kebun petani bisa sekitar Rp50 ribu per kilogram. Dengan posisi ketinggian daerah di sini, juga cocok untuk ditanam alpukat," ucapnya.

Sementara itu, Pastika mengaku salut dengan semangat petani yang begitu tinggi dalam mengembangkan usaha pertanian.

"Selain bisa mendatangkan pendapatan. Ini juga sebagai langkah menyelamatkan, melestarikan lingkungan sekaligus menciptakan Bali sebagai Provinsi Hijau," katanya.

Gubernur Bali periode 2008-2018 itu menambahkan bahwa memelihara alam itu merupakan tugas dan yad-nya (persembahan) sehingga jangan alam sampai terbengkalai.

"Ini tugas bersama dan mesti dilakukan bersama-sama dalam memelihara alam agar terawat sesuai konsep Tri Hita Karena. Bagaimana setiap jengkal tanah yang dimiliki dapat bermanfaat, baik bagi diri sendiri, keluarga maupun untuk lingkungan," kata Pastika.

Selain itu, Pastika juga mengingatkan agar petani dapat bersinergi dan berkolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan terkait untuk meningkatkan kesejahteraan petani.
Baca juga: Petani jagung di Kintamani beralih ke tanaman lain
Baca juga: Petani Kintamani Mulai Panen Jeruk
Baca juga: Investor RI sasar Canggu Bali investasi sektor perhotelan

Pewarta: Ni Luh Rhismawati
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2023