Presiden telah menandatangani pengampunan bagi 70 tahanan politik di seluruh negeri."
Yangon (ANTARA News) - Myanmar telah setuju untuk membebaskan sebanyak 70 tahanan politik, kata seorang pejabat, Selasa, setelah Presiden Thein Sein berjanji akan membebaskan semua pembangkang pada akhir tahun ini.

Langkah yang merupakan isyarat reformasi oleh Presiden Thein itu disikapi dengan hati-hati oleh para pegiat yang mengkhawatirkan bahwa pihak berwenang masih terus mengadili para pembangkang, lapor AFP.

"Presiden telah menandatangani pengampunan bagi 70 tahanan politik di seluruh negeri," kata penasihat presiden Hla Maung Shwe, yang juga adalah pejabat tinggi di Myanmar Peace Center, kepada AFP.

Pekan lalu, dalam kunjungan pertamanya ke London sebagai bagian dari lawatannya ke Eropa dalam upaya membersihkan citra Myanmar di dunia internasional, Thein Sein mengatakan "tidak akan ada tahanan politik di Myanmar" pada akhir tahun ini.

Kelompok-kelompok hak asasi manusia dan para pejabat memperkirakan sebelumnya bahwa jumlah tahanan politik di Myanmar menjelang pengumuman hari Selasa mencapai 100 hingga 150 orang.

Para pegiat menyambut baik pembebasan itu, namun menyuarakan kekhawatiran soal penahanan baru-baru ini yang terjadi di negara tersebut.

"Walaupun kami menyambut baik pembebasan ini, kami sangat prihatin tentang kasus-kasus baru pengadilan, mereka terus menjebloskan (tahanan-tahanan politik) baru ke penjara," kata Bo Kyi dari organisasi yang bermarkas di Thailand, Assistance Association for Political Prisoners (AAPP), yang mengumpulkan data tentang para pegiat yang dipenjara.

Menurutnya, sekira 80 pembangkang yang dijatuhi hukuman masih berada di penjara, demikian menurut perkiraan AAPP, sementara 70 lainnya masih menunggu diadili.

Salah satu tahanan politik yang dibebaskan melalui program pengampunan, Brang Shawng, mengalami penangkapan pada pekan lalu di sebuah barak yang menampung para pengungsi.

Ia ditahan atas kecurigaan terlibat dengan para pejuang minoritas etnis bersenjata dari negara bagian di utara, Kachin.

Hla Maung Shwe mengatakan bahwa sekira 27 tahanan yang dibebaskan adalah mereka yang berasal dari Kachin. Pemerintah saat ini sedang berupaya menjembatani kesepakatan penting soal gencatan senjata di wilayah itu.

Shwe mengatakan beberapa tahanan sudah dibebaskan.

Juru bicara untuk Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Ban Ki-moon mengatakan hari Selasa, "Sekretaris Jenderal (PBB) menyambut baik pembebasan 73 tahanan politik di Myanmar serta pernyataan baru-baru ini yang diberikan oleh Presiden Thein Sein bahwa semua tahanan politik di negara itu akan dibebaskan pada akhir tahun ini.

"Ia (Sekjen PBB, red) berharap bahwa langkah ini dan langkah-langkah lainnya yang diambil baru-baru ini dalam peralihan negara itu menuju demokrasi akan terus memperkuat upaya-upaya mewujudkan gencatan senjata yang menyeluruh di seluruh wilayah serta rekonsiliasi nasional di Myanmar."

Junta militer, yang sebelumnya memimpin Myanmar selama berpuluh-puluh tahun dengan tangan besi, telah sekian lama mengabaikan keberadaan para tahanan politik.

Namun, ratusan pembangkang telah dibebaskan sejak Thein Sein mulai menjalankan kepemimpinan dua tahun lalu.

Pada November lalu, ia mengumumkan peninjauan terhadap kasus-kasus "yang berkaitan dengan politik".


Penerjemah: Tia Mutiasari

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013