London (ANTARA) - Organisasi kemanusiaan medis internasional Dokter Lintas Batas atau Doctors Without Borders (MSF) pada Rabu (13/12) mendesak pimpinan Uni Eropa (EU) agar bertindak maksimal untuk melindungi warga Palestina di Jalur Gaza yang menghadapi “kengerian tak terbayangkan.”
“Kami memohon kepada Anda untuk melakukan apa saja yang bisa dilakukan untuk melindungi nyawa dan martabat rakyat Palestina yang terjebak di Gaza dan untuk mencegah pertumpahan darah lebih lanjut,” kata MSF di media sosial X jelang pertemuan para pemimpin Uni Eropa di Brussels.

Mengingat lebih dari 18.000 orang terbunuh akibat serangan Israel selama 68 hari, MSF mengatakan pimpinan EU bisa terus mengeluarkan “seruan sia-sia” untuk menghormati hukum internasional dan perlindungan warga sipil atau mereka bisa memanfaatkan posisinya untuk meyakinkan Israel agar menghentikan serangan membabi buta di Jalur Gaza.

"Kesempatan untuk bertindak benar ada di tangan Anda. Ketika senjata-senjata berhenti dan skala kehancuran yang sebenarnya terungkap, akankah @EUCouncil dan seluruh pemimpin Eropa dapat mengatakan sudah melakukan sebisanya untuk menghentikan pertumpahan darah?", tulisnya.

Israel menggempur Jalur Gaza selama dua bulan lebih sehingga menewaskan lebih dari 18.600 warga Palestina dan menyisakan jejak kehancuran.

Baca juga: Spanyol, Belgia, Irlandia, Malta tuntut sikap tegas Uni Eropa di Gaza

Melalui unggahan terpisah, MSF mengatakan orang-orang di wilayah pendudukan Tepi Barat hampir meninggal karena tidak dapat mengakses rumah sakit akibat operasi Israel di Jenin.

“Kemarin dan hari ini, pasukan Israel menembakkan gas air mata ke (sebuah) rumah sakit untuk membalas anak-anak yang melempar batu ke mobil lapis baja. Saat ini orang-orang, termasuk seorang petugas medis, dirawat karena menghirup gas air mata,” katanya.

Dilaporkan bahwa seorang remaja laki-laki berusia 13 tahun yang dibawa ayahnya ke Rumah Sakit Khalil Suleiman saat ambulans dihadang mobil lapis baja Israel, tak lama meninggal dunia.

“Hari ini setelah seorang pasien keluar dari rumah sakit, ambulans yang hendak mengantarnya pulang ditembaki. Walhasil, si pasien kembali dirawat dengan luka tembak,” kata MSF yang juga menyebutkan pasien itu sekarang sedang menjalani operasi.

Situasi di Tepi Barat semakin memanas di tengah serangan militer Israel di Jalur Gaza menyusul serangan lintas batas kelompok Perlawanan Palestina Hamas pada 7 Oktober.

Sejak saat itu, sedikitnya 283 warga Palestina tewas akibat tembakan Israel dan lebih dari 4.000 orang lainnya ditahan, menurut data resmi Palestina.

Sumber: Anadolu

Baca juga: Spanyol, Irlandia, Belgia, Malta desak gencatan senjata di Gaza

Baca juga: Barat di antara Perang Ukraina dan Perang Gaza

Penerjemah: Asri Mayang Sari
Editor: Yuni Arisandy Sinaga
Copyright © ANTARA 2023