London (ANTARA) - Organisasi PBB untuk Kesehatan Dunia WHO pada Kamis mendorong pemerintah untuk memperlakukan rokok elektronik serupa dengan tembakau dengan melarang segala rasa, yang akan mengancam upaya perusahaan rokok untuk menyediakan alternatif merokok itu.

Beberapa periset, kampanye dan pemerintah memandang rokok elektronik atau vape, sebagai alat kunci dalam mengurangi kematian dan penyakit akibat merokok. Namun badan PBB itu mengatakan "tindakan genting" dibutuhkan untuk mengontrolnya.

Dengan mengutip beberapa kajian, disebutkan bahwa tidak ada bukti cukup bahwa vape membantu perokok untuk berhenti merokok, dan bahwa vape berbahaya untuk kesehatan dan dapat mendorong kecanduan nikotin bagi bukan perokok, terutama anak-anak dan pemuda.

Lebih banyak anak berusia 13-15 tahun menggunakan vape dibandingkan orang dewasa di seluruh kawasan dalam pengamatan WHO yang disebabkan oleh pemasaran yang agresif.

"Anak-anak direkrut dan diperangkap sejak dini untuk menggunakan rokok elektronik dan mungkin berakibat ketergantungan terhadap nikotin," kata Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, dan mendorong negara-negara untuk menerapkan kontrol ketat.

WHO meminta adanya perubahan, termasuk larangan untuk seluruh isi rokok elektronik berbagai rasa, dan menerapkan kontrol seperti untuk tembakau terhadap vape. Hal ini termasuk pajak yang tinggi dan larangan penggunaan di tempat umum.

Badan PBB itu tidak memiliki otoritas di atas aturan nasional dan hanya memberikan panduan. Namun rekomendasi WHO sering diterapkan oleh negara-negara secara sukarela.

WHO dan beberapa organisasi anti-tembakau mendesak regulasi lebih ketat untuk produk nikotin baru, membidik alternatif yang menjadi dasar strategi masa depan beberapa raksasa rokok seperti Philip Morris International dan British American Tobacco.

Perusahaan rokok besar berharap untuk membangun sumber keuntungan baru dari produk alternatif rokok akibat semakin ketatnya aturan dan menurunnya jumlah perokok menekan bisnis tradisional mereka di beberapa pasar.

Pihak industri mengatakan vape memiliki risiko kesehatan yang jauh lebih rendah dari tembakau dan bisa membantu mengurangi dampak berbahaya tembakau dengan menambahkan rasa dan harga yang lebih murah yang mendorong para perokok untuk beralih -sebuah pendapat yang dianut oleh beberapa pendukung pengendalian tembakau.

WHO mengatakan vape menggunakan bahan-bahan, yang beberapa di antaranya diketahui dapat menyebabkan kanker dan memiliki risiko untuk kesehatan jantung dan paru-paru.

Sumber: Reuters
Baca juga: Pakar: Produk tembakau alternatif solusi pengurangan bahaya tembakau
Baca juga: Pakar: Pendekatan lain diperlukan pada kebijakan pengendalian tembakau
Baca juga: Benarkah vape "lebih aman" dari rokok? Ini kata dokter

Penerjemah: Arie Novarina
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2023