Ponorogo, Jawa Timur (ANTARA) - Pemerintah Provisi Jawa Timur, Kamis menggelar bazar pasar murah di Kabupaten Ponorogo sebagai upaya menstabilkan harga-harga kebutuhan pokok jelang libur Natal dan Tahun Baru.

"Kegiatan yang sama kami gelar di beberapa daerah lain di Jatim sebagai upaya menekan agar harga sembako tetap stabil menjelang  Natal dan Tahun Baru ini," kata Perwakilan UPT Disperindag Jawa Timur, Mulyono di Ponorogo.

Sembako yang dipasarkan pada kegiatan bazar kali ini meliputi komoditas beras yang dijual dengan harga Rp51 ribu per kilogram, minyak goreng Rp13 ribu per kilogram, gula pasir/putih Rp14 ribu per kilogram dan telur ayam yang dijual dengan harga Rp23 ribu per kilogram.

"Untuk komoditas beras dalam bazar di Ponorogo ini kami sediakan sebanyak 16 ton, gua pasir/putih sebanyak 200 kilogram, minyak goreng sebanyak 16 ribu liter, an telur ayam sebanyak 200 kilogram.

Patokan harga dalam kegiatan bazar itu jauh di bawah harga pasar saat ini dimana untuk komoditas beras jenis medium di kisaran Rp13 ribu per kilogram, minyak goreng Rp16 ribu per liter, telur ayam Rp28 ribu per kilogram dan gula pasir sekitar Rp15 ribu per kilogram.

"Yang pasti lebih murah dari pasaran selisih Rp1 ribu hingga Rp3 ribu, masyarakat bisa terbantu," katanya.

Mulyono mengatakan, setiap pembelian masyarakat hanya bisa mendapatkan 10 kilogram beras, dua liter minyak goreng, satu kilogram gula pasir dan satu kilogram telur ayam.

Hingga kini pihaknya telah melakukan bazar pasar murah di Ponorogo sebanyak dua kali.

"Ini yang kedua. Dulu yang pertama pertama di Kecamatan Kauman lalu sekarang di Kecamatan Ponorogo, nanti akan ada lagi," katanya.

Sementara itu, salah satu masyarakat mengaku bersyukur mendapatkan harga sembako yang murah, meski hanya mendapatkan beras dan minyak. Hal ini karena telur dan gula habis.

"Dapatnya cuma beras dan minyak, sudah habis 30 menit telur dan gula. Tapi tidak apa-apa sudah dapat beras dan minyak murah," kata Siti Umi, warga Kelurahan Cokromenggalan

Bazar murah yang digelar mulai jam 09.00 WIB tersebut habis dalam kurun waktu sekitar dua jam.

Banyak warga, terutama ibu-ibu yang rela mengantri lama, bahkan sejak pagi hari dan baru mendapat giliran siang bahan sore harinya.

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko
Editor: Nurul Aulia Badar
Copyright © ANTARA 2023