Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengapresiasi keinginan salah satu perusahaan manufaktur dirgantara asal Amerika Serikat (AS), UTC Aerospace Systems.

Perusahaan tersebut berencana untuk kembali berinvestasi sebesar 40 juta dolar AS. Dengan investasi itu diharapkan akan meningkatkan kapasitas dan kapabilitas tenaga ahli pesawat terbang di Indonesia, demikian siaran pers yang diterima Antara di Jakarta, Rabu.

"Peningkatan kapasitas dan kapabilitas dapat dengan cara menyediakan kesempatan on the job training di UTC Aerospace Systems bagi para ahli tenaga terbang," kata Direktur Jenderal Kerjasama Industri Internasional (KII), Agus Tjahajana Wirakusumah.

Agus juga mengharapkan UTC Aerospace Systems dapat mendorong tumbuhnya industri komponen pesawat terbang di Indonesia dengan cara menjalin kerja sama dengan industri komponen pesawat terbang.

“UTC Aerospace Systems diharapkan dapat memasok kebutuhan perusahaan-perusahaan MRO (maintenance, repair and overhaul services) nasional sehingga dapat bersaing dengan MRO asing,” kata Agus.

Pertumbuhan jumlah penumpang domestik dan internasional yang dilayani oleh maskapai penerbangan nasional pada tahun 2012 diperkirakan mengalami pertumbuhan sekitar 16 persen jika dibandingkan jumlah penumpang di tahun sebelumnya.

Saat ini, sebanyak 15 maskapai penerbangan niaga beroperasi di Indonesia dengan populasi pesawat sekitar 800 buah yang didominasi pesawat berbadan sempit atau narrow body.

Adapun perusahaan penyedia layanan pemeliharaan dan perbaikan (MRO) yang tersebar di seluruh Indonesia jumlahnya sebanyak 17 buah dengan potensi nilai pasar MRO domestik pada tahun 2015 diprediksi sebesar 2 miliar dolar AS.
 
Industri kedirgantaraan Indonesia saat ini memiliki 3.500 karyawan dengan 900 tenaga ahli yang mampu memproduksi pesawat terbang, helikopter, komponen pesawat terbang, alat peraga untuk menerbangkan pesawat  atau Flight Simulator,  serta menyediakan pelatihan dan jasa pemeliharaan untuk mesin-mesin pesawat.

UTC Aerospace Systems sendiri bergerak di bidang pembuatan dan penyediaan komponen pesawat terbang.

Perusahaan dengan pegawai sebanyak 40.000 orang di seluruh dunia tersebut memiliki usaha patungan  atau joint venture dengan PT Pindad (Persero) sejak tahun 1997 yang telah menyerap lebih dari 450 pegawai dengan penjualan hingga USD 19 juta per tahun.(*)

Pewarta: Ida Nurcahyani
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013