Jakarta (ANTARA) - Balai Besar Survei dan Pemetaan Geologi Kelautan (BBSPGL) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebut 17 titik perairan di wilayah Indonesia dapat dimanfaatkan menjadi energi listrik dengan total potensi mencapai 60 gigawatt (GW).

"Indonesia itu memiliki potensi energi laut seperti energi arus, gelombang dan OTEC (ocean thermal energy conversion)," kata Kepala BBSPGL Hadi Wijaya melalui keterangan yang diterima di Jakarta, Minggu.

Hal itu dikatakannya pada acara bertajuk "Refleksi Akhir Tahun: Pemanfaatan Sumber Daya untuk Transisi Energi Indonesia" yang digelar di Kota Bandung Jawa Barat, Sabtu (16/12).

Hadi mengungkapkan BBSPGL telah melakukan serangkaian kegiatan untuk mengukur potensi energi laut Indonesia yang bisa dimanfaatkan menjadi energi listrik di 17 titik, dengan total potensi mencapai 60 GW.

Adapun, 17 titik perairan tersebut, yaitu di Selat Riau, Selat Sunda, Selat Toyapakeh Nusa Penida, Selat Lombok, Selat Alas, Selat Molo, Selat Larantuka, Selat Boleng.

Kemudian, Selat Pantar, Selat Mansuar, Selat Lirung Talaud, Selat Sugi Riau, Selat Lampa Natuna, Selat Lembeh, Selat Sinaboi Tenggara Medan, Selat Patinti Halmahera Selatan, dan Selat Alor.

Hasil pemetaan tersebut juga sudah diluncurkan oleh Badan Geologi pada 2022 lalu ke dalam Peta Potensi Energi Laut Indonesia.

Hadi mengungkapkan tim BBSPGL juga telah melewati fase pertama untuk mencari data dukung pemetaan tersebut, dengan melakukan Pre-FS (feasibility study), salah satunya ialah site selection.

"Jadi, Pre-FS site selection itu untuk bisa menentukan di mana lokasi terbaik agar kami dapatkan baik itu energi arus, gelombang ataupun energi OTEC," ujarnya.

Lebih lanjut, kata dia, dari pemetaan yang telah dilakukan tersebut, dapat dikatakan di seluruh lautan Indonesia mengandung potensi energi laut.

"Indonesia bagian barat, tengah, timur bahkan selatan dan utara itu semuanya mengandung potensi energi laut, baik energi arus laut, gelombang ataupun OTEC," kata Hadi.

BBSPGL menyebut Indonesia merupakan negara kepulauan yang dikelilingi oleh perairan dengan luas lautan mencapai 3.257.357 km persegi, mengacu kepada hasil Konvensi Hukum Laut Internasional (UNCLOS) 10 Desember 1982.

Dengan terbentangnya lautan luas tersebut, banyak potensi-potensi energi yang masih tersimpan dan bisa digali agar dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan masyarakat, salah satunya adalah potensi sumber energi listrik dari laut.

Salah satu unit di Kementerian ESDM berkecimpung untuk melaksanakan survei dan pemetaan di bidang geologi kelautan, dengan salah satu fungsinya adalah melakukan survei potensi energi baru terbarukan (EBT) kelautan, yakni BBSPGL, yang berada di bawah Badan Geologi.

Baca juga: KI dan OceanX berkolaborasi teliti wilayah perikanan Indonesia

Pewarta: Benardy Ferdiansyah
Editor: Nurul Aulia Badar
Copyright © ANTARA 2023