Kairo (ANTARA News) - Sedikitnya 37 jasad dibaringkan di di satu rumah sakit lapangan setelah bentrokan-bentrokan berdarah di Kairo pada Sabtu antara polisi dan para pendukung presiden terguling Mohammad Moursi, kata seorang koresponden kantor berita AFP.

Semua orang yang meninggal itu menemui ajal akibat terkena peluru tajam dalam bentrokan-bentrokan, kata para medis kepada koresponden itu di rumah sakit lapangan dekat masjid Rabaa al-Adawiya, ibu kota Mesir, tempat para pendukung Moursi mengadakan aksi duduk-duduk sejak militer menggulingkannya pada 3 Juli.

Para dokter di rumah sakit lapangan itu mengatakan sedikitnya 75 orang pendukung Moursi tewas dalam bentrokan-bentrokan dengan polisi dan lebih 1.000 orang lagi menederita cedera di jalan ke arah bandar udara internasional Kairo pada Sabtu pagi.

Kantor berita resmi Mesir MENA menyebutkan 20 orang meninggal dan 177 cedera, dengan mengutip Dr Khaled al-Khatib, direktur dinas layanan darurat di Kementerian Kesehatan.

Koresponden AFP di rumah sakit lapangan itu mengatakan sedikitnya empat orang di antara mereka yang meninggal terkena tembakan di kepala.

Jasad mereka yang meninggal, dibaringkan di lantai yang berceceran darah satu kamar mandi, ditutupi kain putih. Nama para korban juga tertulis.

Ikhwanul Muslimin, organisasi tempat Moursi berasal, mengatakan polisi tel;ah menggunakan senjata tajam ketika bentrokan-bentrokan terjadi pada waktu fajar di jalan distrik Nasr City di kairo, tempat masjid itu terletak, menuju bandara internasional itu.

MENA yang mengutip seorang perwira keamanan senior melaporkan bahwa hanya gas air mata digunakan untuk membubarkan para pengunjuk rasa.

Delapan anggota polisi menderita luka-luka akibat terkena lemparan batu para demonstran, kata pejabat itu.

(M016)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013