Bandarlampung (ANTARA) - Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman mengatakan adanya transformasi dari pertanian tradisional ke pertanian modern efektif untuk meningkatkan produksi pertanian.

"Kata kunci utamanya kalau negara ingin maju di sektor pertanian adalah melakukan transformasi dari pertanian tradisional ke pertanian modern," ujar Amran Sulaiman, di Bandarlampung, Rabu.

Baca juga: Mentan: Transformasi pertanian modern upaya cetak petani milenial

Ia mengatakan melalui transformasi ke pertanian modern maka akan efektif meningkatkan produktivitas pertanian.

"Contoh mudah untuk melihat efektivitas pertanian modern, saat melakukan tanam padi kalau 1 hektare biasanya dengan cara manual tradisional membutuhkan 25 orang, tapi kalau dengan alat mesin pertanian hanya dikerjakan 1 orang. Jadi lebih efektif produksi meningkat, biayanya hemat," katanya.

Baca juga: Moeldoko sebut transformasi menjawab tantangan regenerasi pertanian

Dia melanjutkan dengan menggunakan alat mesin pertanian modern, selain mengurangi biaya 40-50 persen dan meningkatkan produksi hingga dua kali lipat. Juga bisa mengurangi tingkat keterbuangan padi.

"Kalau dilakukan pemotongan padi secara tradisional ada potensi terbuang 10,2 persen, dan kalau pakai mesin bisa kita manfaatkan padinya secara maksimal tidak ada yang terbuang," ucap dia.

Baca juga: Mentan: hilirisasi perkebunan sebagai transformasi ekonomi petani Bandung

Menurut dia, dengan melakukan transformasi menuju pertanian modern juga akan menyeragamkan usia tanam padi, sehingga panen pun dapat dilakukan secara serentak untuk mengurangi potensi gagal panen.

"Kalau tanam manual umurnya tidak bisa bersamaan karena masa tanamnya memakan 1-2 Minggu. Dan yang belum matang bisa hilang terbuang, hal ini sudah dipikirkan secara detail," tambahnya.

Baca juga: Bappeda Lampung sebut pertanian hijau dukung transformasi ekonomi

Ia pun mengajak para petani dapat dengan segera mengadopsi teknologi pertanian modern untuk memajukan pertanian Indonesia.

"Semua alat pertanian ini buatan dalam negeri, jadi gunakan teknologi ini dalam pertanian sebab lebih mudah efektif, efisien, dan canggih," ujar dia.

Baca juga: Kementan: Kalbar harus siap hadapi transformasi pertanian dampak IKN
Baca juga: FAO: Petani dan nelayan harus jadi pusat transformasi sistem pangan

Pewarta: Ruth Intan Sozometa Kanafi
Editor: Tunggul Susilo
Copyright © ANTARA 2023