Jakarta (ANTARA) - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan ada tiga mesin ekonomi yang perlu dimaksimalkan guna mempertahankan ketangguhan ekonomi Indonesia pada 2024 mendatang.

Pertama, perlunya merevitalisasi mesin ekonomi konvensional seperti memperbesar investasi baru serta meningkatkan ekspor. Untuk itu, pemerintah segera membuka pasar lebih luas dengan segera menyelesaikan perundingan dagangan European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (EU-CEPA) dan Comprehensive and Progressive Agreement for Trans-Pacific Partnership (CPTPP).

“Untuk itu pemerintah segera membuka pasar yang lebih luas, di antaranya melalui penyelesaian perundingan dagang investasi EU-CEPA, CPTPP, kita juga menyasar pasar Amerika Latin, serta segera menjadi bagian dalam OECD,” kata Menko Airlangga dalam Seminar Nasional Perekonomian Outlook Indonesia di Jakarta, Jumat.

Kedua, Menko Airlangga menjelaskan bahwa saat ini perlu memaksimalkan mesin ekonomi baru yang berfungsi sebagai akselerator pertumbuhan digital di masa depan. Hal tersebut mencangkup penerapan digital dan kecerdasan buatan (AI) dalam berbagai sektor ekonom seperti pertanian, manufaktur, kesehatan dan transportasi.

Baca juga: Airlangga optimistis ekonomi RI tumbuh 5,2 persen pada 2024

Ia memberikan contoh industri semikonduktor yang ke depan akan menjadi fokus Indonesia. Hal itu mengingat saat ini kebutuhan akan semikondutor untuk berbagai industri teknologi di dunia tengah meningkat.

“Indonesia perlu masuk dalam rantai nilai semikonduktor global. Indonesia menjadi salah satu negara yang terpilih dan dipromosikan untuk masuk dalam ekosistem downstreaming semikonduktor. Kita sudah memulai kerja sama dengan pemerintah dan perusahan dari AS, Taiwan, Jepang dan Korea dalam pengembangan SDM, manufaktur serta R&D,” jelasnya.

Selain itu, ekonomi baru baru juga dapat dimaksimalkan dalam sektor ekonomi hijau dan energi baru terbarukan (EBT). Dalam hal transisi energi untuk mencapai emisi nol bersih (NZE), Indonesia telah menjalin berbagai kerja sama termasuk 24 nota kesepahaman terkait EBT.

Ketiga, Menko Airlangga menyebutkan adanya mesin ekonomi pancasila, yaitu mesin ekonomi yang berkeadilan. Mesin ekomi tersebut akan menjaga kesinambungan sosial ekonomi yang pada akhirnya dapat dinikmati oleh masyarakat luas.

Menurut dia, partisipasi masyarakat luas akan dicapai apabila semua penduduk sehat, berpendidikan, mendapatkan pekerjaan yang layak. Hal itu dapat dicapai melalui penyempurnaan program penghapusan kemiskinan, pemberian bantuan sosial dan pemberdayaan masyarakat kelas menengah bawah dan usaha kecil menengah perlu dilanjutkan sehingga dapat tepat sasaran.

Baca juga: Airlangga jelaskan upaya pembukaan akses pasar kepada 300 petani

“Kami percaya jika ketiga mesin ini berjalan dengan optimal maka kapal merah putih Indonesia, akan mampu terus berlayar membawa kita menjadi negara yang sejahtera sebagaimana yang kita cita-citakan bersama,” pungkasnya.

Dalam seminar nasional yang bertema “Optimisme Penguatan Ekonomi Nasional di Tengah Dinamika Global” itu, Menko Airlangga juga menyampaikan bahwa saat ini Indonesia masih menghadapi berbagai tantangan ekonomi yang kemungkinan akan berkepanjangan.

Beberapa tantangan tersebut meliputi harga komoditas yang masih tinggi, tensi geopolitik yang masih belum mereda, pengetatan kebijakan moneter negara maju, melambatnya pertumbuhan ekonomi China.

Adapun Presiden Joko Widodo juga berkesempatan hadir pada seminar nasional tersebut. Ia menilai bahwa Indonesia telah berhasil dalam menangani dan bangkit dari berbagai krisis.

Indonesia mendapat apresiasi yang sangat baik dari dunia dalam upaya mendorong percepatan pemulihan ekonomi, mempercepat transisi dari pandemi ke pasca pandemi, dan berhasil menjaga pertumbuhan yang tinggi sejak keluar dari pandemi di pertengahan tahun 2022 yang lalu.

Pewarta: Bayu Saputra
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2023