DPK itu bukan melemah, tapi pertumbuhannya tahun ini sampai Desember lebih kecil daripada periode yang sama tahun lalu.
Jakarta (ANTARA) - Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar membenarkan memang terjadi perlambatan pertumbuhan terhadap dana pihak ketiga (DPK) perbankan pada November 2023 yang tercatat sebesar 3,04 persen secara tahunan (year-on-year/yoy).

“DPK itu bukan melemah, tapi pertumbuhannya tahun ini sampai Desember lebih kecil daripada periode yang sama tahun lalu, bukannya melemah. Kalau melemah itu negatif, ini tidak negatif jadi tumbuh. Tapi lebih rendah dibandingkan tahun lalu,” kata Mahendra, usai acara Seminar Nasional Perekonomian Outlook Indonesia, di Jakarta, Jumat.

Tercatat DPK perbankan pada November 2023 sebesar 3,04 persen yoy, mengalami perlambatan dibandingkan periode yang sama pada 2022 yang tercatat sebesar 6,61 persen.

DPK perbankan bulan Oktober 2023 juga tercatat sebesar 3,43 persen yoy, dan September sebesar 6,54 persen.

Mahendra menilai tingkat pertumbuhan DPK di rentang 3 persen tahun ini merupakan hal yang normal. Jika ingin dibandingkan, menurutnya lagi, perlu membandingkan pertumbuhan DPK pada masa prapandemi. Oleh karena itu, ia menyimpulkan bahwa perlambatan pertumbuhan DPK tahun ini merupakan hal yang tak perlu dikhawatirkan.

“Tahun lalu (2022) itu adalah kondisi yang agak tidak biasa, karena itu kondisi pascapandemi. Di satu sisi tentu sektor perekonomian secara umum termasuk sektor jasa keuangan baru saja terlepas dari pandemi yang begitu berat maka rebounce-nya, atau membalnya itu kuat sekali sehingga pertumbuhan tinggi,” katanya pula.

Kendati demikian, kondisi likuiditas perbankan saat ini dinilai masih aman. Hal itu tercermin dari rasio pinjaman terhadap simpanan (loan to deposit ratio/LDR) pada November 2023 sebesar 87 persen.

“Di sana memang tentu perbedaannya dibandingkan tahun lalu adalah tingkat suku bunga, tapi itu sudah diperhitungkan dalam semua yang terlihat tadi, sehingga kinerjanya tetap kuat dan ruangnya tetap besar untuk pertumbuhan lebih lanjut,” kata Mahendra lagi.

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati meminta perbankan untuk tidak menahan penyaluran kredit pada tahun depan. Pasalnya, saat ini pertumbuhan kredit dan investasi terbilang cukup baik, sehingga perlu adanya upaya untuk melanjutkan kinerja positif tersebut.

“Investasi dan pertumbuhan kredit tumbuh cukup baik, namun belum setinggi yang kita harapkan. Makanya, jangan sampai di 2024 ada sedikit ngerem untuk pertumbuhan kredit,” ujar Sri Mulyani.

Bendahara Negara tersebut melanjutkan, persoalan pada penyaluran kredit akan berdampak pada sisi investasi. Oleh sebab itu, urgensi mempertahankan kinerja kredit terbilang cukup tinggi.

Meski begitu, Menkeu memastikan akan tetap melanjutkan berbagai upaya lainnya yang akan mendorong masuknya investasi asing (foreign direct investment/FDI), seperti melalui hilirisasi dan program reformasi pada sektor bisnis. Kredit perbankan tercatat tumbuh 8,99 persen yoy pada Oktober 2023 menjadi Rp6.902,98 triliun.
Baca juga: Mandiri tingkatkan penyaluran kredit Rp147 triliun pada kuartal III
Baca juga: OJK catat kredit perbankan tumbuh 8,99 persen pada Oktober 2023

Pewarta: Bayu Saputra
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2023