Jika tidak ada langkah yang diambil sebelum 1 September, maka akan dipahami bahwa tujuannya bukan penyelesaian."
Ankara (ANTARA News) - Pemberontak Kurdi mendesak pemerintah Turki mengambil langkah-langkah untuk memajukan proses perdamaian yang rapuh sebelum September atau menghadapi tindakan yang tidak disebutkan, siar kantor berita pro-Kurdi, Rabu.

"Sebuah langkah harus diambil. Batas waktunya tanggal 1 September," kata Cemil Bayik, pemimpin baru Partai Buruh Kurdistan (PKK), seperti dilaporkan Kantor Berita Firat, lapor AFP.

"Jika tidak ada langkah yang diambil sebelum 1 September, maka akan dipahami bahwa tujuannya bukan penyelesaian," kata Bayik, dengan memperingatkan bahwa warga Kurdi setelah itu harus membela diri mereka.

Ia tidak memberikan penjelasan terinci lebih lanjut mengenai hal itu.

Pernyataannya itu disampaikan setelah PKK sebelumnya pada Juli mengeluarkan "peringatan final" kepada pemerintah dan menuduh mereka menyabotase proses perdamaian yang dirancang untuk mengakhiri konflik hampir tiga dasawarsa.

PKK mengecam pemerintah Perdana Menteri Recep Tayyip Erdogan karena membangun barak-barak militer baru di daerah berpenduduk mayoritas Kurdi, dan mengizinkan milisi-milisi Kurdi terus beroperasi atas nama tentara reguler.

Badan intelijen Turki memulai lagi pembicaraan dengan pemimpin PKK yang dipenjara, Abdullah Ocalan, akhir tahun lalu, dengan tujuan utama melucuti senjata pemberontak yang menggunakan pangkalan-pangkalan di Irak sebagai tempat peluncuran serangan terhadap pasukan keamanan Turki di wilayah tenggara.

Partai Pembangunan dan Keadilan (AKP) yang berkuasa kubu Erdogan didesak agar mengakhiri konflik Kurdi yang telah berlangsung hampir tiga dasarwarsa.

Ocalan yang menjadi buronan ditangkap di Kenya pada 15 Februari 1999 dalam operasi rahasia Turki setelah ia diasingkan dari Suriah, dimana ia berpangkalan selama satu dasawarsa untuk mengatur dari jauh Partai Buruh Kurdistan (PKK).

Vonis awal hukuman mati terhadap Ocalan diubah menjadi hukuman penjara seumur hidup di sebuah penjara pulau di lepas pantai Istanbul sejak 2002.

Ocalan pada Maret mengumumkan gencatan senjata bersejarah dengan pemerintah Turki. Sebagai bagian dari gencatan senjata itu, PKK setuju menarik sekitar 2.000 gerilyawannya dari Turki ke pangkalan-pangkalan di Irak utara.

Sebagai imbalannya, mereka meminta hak-hak konstitusional lebih besar bagi penduduk Kurdi yang berjumlah 15 juta orang di Turki.

Namun, proses perdamaian itu diguncang oleh kematian seorang pemuda Kurdi selama protes anti-pemerintah di daerah tenggara yang berpenduduk Kurdi pada Juni.

Turki, Uni Eropa dan AS menganggap Partai Buruh Kurdistan (PKK) sebagai sebuah organisasi teroris.

Militer Turki melancarkan serangan-serangan udara dan operasi darat terbatas ke Irak utara sejak Agustus 2011 menyusul gelombang serangan gerilyawan PKK, setelah macetnya gencatan senjata sebelumnya.

PKK melancarkan serangan-serangan dari tempat persembunyian mereka di kawasan pegunungan terpencil Irak sebagai bagian dari perang mereka untuk memperoleh hak dan otonomi lebih besar bagi penduduk Kurdi.

Lebih dari 40.000 orang tewas sejak PKK mengangkat senjata pada 1984.


Penerjemah: Memet Suratmadi

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013