Salah satu kunci untuk mencapai target bersama NZE (net zero emission) di tahun 2060 adalah pinjaman dengan biaya murah
Jakarta (ANTARA) - Program transisi energi yang dijalankan PT PLN (Persero) mendapatkan dukungan green loan atau pembiayaan hijau dari beberapa lembaga keuangan nasional sebesar Rp12 triliun.

Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Selasa menjelaskan dukungan dari beberapa lembaga keuangan nasional itu merupakan bukti kekuatan Indonesia saat ini dalam mewujudkan transisi energi.

PLN, kata dia, berkomitmen mempercepat pengembangan energi hijau dengan dukungan semua pihak.

"Kerja sama yang baik antara PLN dengan lembaga keuangan nasional menjadi bukti kesatuan dan sinergi bersama seluruh komponen di Indonesia dalam mempercepat transisi energi. Saat ini, PLN memiliki berbagai langkah strategis untuk bisa mendorong Indonesia sebagai negara hijau," kata Darmawan.

Sedangkan, Direktur Keuangan PLN Sinthya Roesly mengatakan PLN membutuhkan beragam kerja sama pembiayaan untuk bisa menjalankan proyek transisi energi ke depan.

Menurutnya, pembiayaan hijau yang berhasil dikantongi PLN tersebut merupakan bentuk kepercayaan lembaga keuangan nasional kepada PLN dalam menjalankan program strategis.

"Salah satu kunci untuk mencapai target bersama NZE (net zero emission) di tahun 2060 adalah pinjaman dengan biaya murah seperti yang diwujudkan dalam kerja sama pada hari ini. Ke depan, kebutuhan investasi PLN masih cukup besar. Kerja sama ini juga menjadi momen penting bagi PLN, selain green loan, kami juga akan mengeksplorasi skema pembiayaan lain untuk mendukung transisi energi," kata Sinthya.

Diketahui, penandatanganan beberapa fasilitas pinjaman dengan sejumlah pihak tersebut telah dilakukan di Kantor Pusat PLN, Jakarta, Jumat (29/12/2023).

PLN menandatangani perjanjian sindikasi dengan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk., PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk., PT Bank Central Asia Tbk. dan PT Bank Syariah Indonesia Tbk. Selain itu, PLN juga mendapatkan fasilitas pinjaman bilateral dari PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) atau SMI.

Senior Executive Vice President Corporate Banking Bank Mandiri Arief Ariyana mengatakan kolaborasi itu merupakan dukungan nyata lembaga keuangan terhadap PLN dalam mempercepat proyek infrastruktur ketenagalistrikan dan juga program lainnya.

"Melalui kerja sama ini, kami mendorong perkembangan energi bersih di Indonesia untuk mempercepat transisi energi. Dukungan fasilitas pembiayaan ini juga sekaligus merupakan bentuk komitmen perbankan yang mendorong penerapan keuangan berkelanjutan melalui integrasi aspek lingkungan, sosial, dan tata kelola dalam kegiatan bisnis kami," ujar Arief.

Sementara, Kepala Divisi Usaha Syariah SMI Arief Subekti mengatakan PLN merupakan partner utama dari SMI sehingga ajakan partisipasi yang diberikan kepada SMI dalam mendukung program PLN terkait green financing merupakan hal yang sangat istimewa.

"Apalagi posisi SMI sebagai country platform manager dalam transisi energi, banyak sekali hal yang diharapkan oleh stakeholder kami untuk bekerja sama dan kami melihat PLN ini sebagai partner utama dalam skenario indeks pembangunan manusia (IPM) ke depan," ungkapnya.

Adapun, fasilitas pembiayaan hijau tersebut dilakukan melalui skema konvensional dan syariah. Fasilitas pinjaman sindikasi terdiri atas skema konvensional sebesar Rp9 triliun dan skema syariah sebesar Rp1 triliun.

Sedangkan, fasilitas pinjaman bilateral terdiri atas skema konvensional sebesar Rp1 triliun dan skema syariah sebesar Rp1 triliun.

Fasilitas pembiayaan berjangka waktu 10 tahun tersebut akan digunakan untuk mendanai proyek infrastruktur ketenagalistrikan dan program lainnya yang memenuhi kriteria kelayakan berdasarkan PLN Green Financing Framework.

Baca juga: Pakar: Green shipping langkah maju Pertamina capai NZE 2060
Baca juga: Indonesia targetkan pengurangan emisi 358 juta ton CO2 pada 2030

Pewarta: Benardy Ferdiansyah
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2024