OJK terus berupaya meningkatkan integritas, kredibilitas, dan good corporate governance (GCG) seluruh ekosistem pelaku pasar modal Indonesia
Jakarta (ANTARA) - Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar mengatakan sektor pasar modal Indonesia masih memiliki potensi besar di tengah pertumbuhan positif pada 2023.

Ia menjelaskan kapitalisasi pasar modal (market cap) baru mencapai 64 persen dari produk domestik bruto (PDB) Indonesia, yaitu sebesar Rp11.674 triliun pada akhir tahun 2023.

"Dibandingkan negara-negara ASEAN tertentu, (market cap)-nya yang sudah mencapai 100 persen PDB," ujar Mahendra dalam Peresmian Pembukaan Perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2024 di Main Hall BEI, Jakarta, Selasa.

Kemudian, lanjutnya, jumlah investor pasar modal baru mencapai 6,4 persen dari jumlah penduduk usia produktif di Indonesia, yang mana tercatat sebanyak 12,13 juta single investor identification (SID) pada akhir tahun 2023.

Untuk memaksimalkan potensi pasar modal ini, Mahendra mengatakan OJK terus berupaya meningkatkan integritas, kredibilitas, dan good corporate governance (GCG) seluruh ekosistem pelaku pasar modal Indonesia.

Ia menyebut langkah tersebut dilakukan, di antaranya melalui percepatan penyelesaian pemeriksaan dan pengaturan sanksi terintegrasi untuk lembaga jasa keuangan (LJK).

Lanjutnya, juga memberikan perlindungan bagi investor dan masyarakat, di antaranya dengan pengawasan perilaku pelaku jasa keuangan atau market conduct.

Selain itu, pihaknya akan memantau dengan ketat seluruh unusual market activity (UMA) atau pergerakan saham yang tidak normal, sehingga menjamin tidak terjadinya pelanggaran terhadap peraturan yang berlaku.

Mahendra mengatakan penggalangan dana dan pembiayaan dana ke depan akan semakin mengandalkan kemampuan dalam negeri yang semakin besar, dimana hal tersebut hanya akan terjadi apabila disertai dengan integritas, kredibilitas, GCG, serta perlindungan konsumen yang terjamin

"Semua perusahaan dan pelaku pasar semua harus mematuhinya tidak terkecuali, apakah BUMN, swasta, perusahaan besar, menengah, ataupun kecil," ujar Mahendra.

Dalam kesempatan ini, Wakil Presiden Ma’ruf Amin meminta pasar modal Indonesia membuat terobosan agar usaha kecil dan menengah (UKM) dapat mengakses pembiayaan pasar modal dengan mudah.

"Bursa tidak lagi eksklusif milik korporasi besar, tapi juga rumah pendanaan bagi usaha kecil dan menengah atau UKM. Untuk itu, BEI diminta tidak terjebak dalam zona nyaman, tapi membuat terobosan agar UKM bisa memperoleh akses pembiayaan dari pasar modal," ujar Wapres.

Baca juga: OJK: Pasar modal Indonesia tumbuh di tengah gejolak global pada 2023
Baca juga: OJK terus mencermati perkembangan volatilitas ekonomi global
Baca juga: OJK terbitkan aturan dan pedoman dukung transformasi digital perbankan

Pewarta: Muhammad Heriyanto
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2024