Balikpapan (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Balikpapan mendeteksi sebanyak 32 titik panas di Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim), sehingga pihak terkait diimbau melakukan penanganan.

"Sebanyak 32 titik panas ini terpantau sepanjang Senin, 1 Januari 2024, mulai pukul 01.00 hingga 24.00 WITA," ujar Koordinator Bidang Data dan Informasi Stasiun Kelas I Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan BMKG Balikpapan Diyan Novrida di Balikpapan, Selasa.

Informasi sebaran titik panas ini pun sudah disampaikan ke pihak terkait, terutama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) tingkat provinsi maupun kabupaten masing-masing agar dapat dilakukan tindakan lebih lanjut.

Baca juga: BMKG luncurkan "Pandangan Iklim 2024" sebagai panduan kebijakan

Ia mengatakan, saat ini memang sudah masuk musim hujan, tetapi masih ada sejumlah kawasan yang tidak terjadi hujan dalam beberapa hari yang menyebabkan daun dan ranting mengering sehingga mudah terbakar. Oleh karena itu, semua pihak diimbau tetap waspada untuk mencegah adanya penambahan kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

Sebanyak 32 titik panas ini mengalami peningkatan ketimbang sehari sebelumnya yang terpantau sebanyak 28 titik dan tersebar di empat kabupaten/kota, yakni di Kota Bontang satu titik api, Kabupaten Kutai Timur (20), Kutai Kartanegara (4), dan Kabupaten Berau (3).

Sedangkan 32 titik panas yang terpantau kemarin tersebar di tiga kabupaten yakni Paser satu titik api, Kutai Timur (28), dan Kutai Kartanegara (3).

Baca juga: Palangka Raya luncurkan pemetaan dini kebencanaan berbasis digital

Ia menyebutkan di Kabupaten Paser satu titik api terdapat di Kecamatan Batu Engau dengan tingkat kepercayaan menengah, tiga titik di Kutai Kartanegara tersebar di tiga kecamatan yakni Anggana, Marangkayu, dan Sebulu, dengan tingkat kepercayaan menengah.

Kemudian 28 titik api di Kabupaten Kutai Timur, tersebar di empat kecamatan yakni Bengalon terdapat 23 titik api, Kaubun (3), Rantau Pulung dan Sandaran masing-masing satu titik yang semuanya memiliki tingkat kepercayaan menengah.

Mengingat masih adanya titik panas di Kaltim, ia mengimbau seluruh elemen masyarakat membantu mencegah kebakaran hutan dan lahan, karena masih banyak daun dan ranting kering di lahan yang mudah terbakar.

Baca juga: Indonesia dukung upaya pengendalian asap lintas batas

"Pencegahan yang dapat dilakukan masyarakat antara lain dengan tidak membuang puntung rokok secara sembarangan, kemudian tidak melakukan pembakaran saat membersihkan atau membuka lahan, karena daun dan ranting kering rawan menyebabkan kebakaran lebih luas," katanya.

Pewarta: M.Ghofar
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2024