Peta kebencanaan Jabar sudah disusun Badan Geologi, ada zona merah di dalamnya, artinya kita yang tinggal di Jabar harus waspada
Bandung (ANTARA) - Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Barat Bey Triadi Machmudin meminta pemerintah kota dan kabupaten di Jabar untuk melakukan cek ulang kondisi bangunan di wilayah rawan bencana gempa.

Pasalnya, kata Bey di Bandung Kamis, Jabar termasuk wilayah yang rawan terjadi gempa bumi, sehingga seluruh daerah di Jabar agar mengantisipasi kemungkinan terjadinya bencana alam, termasuk gempa bumi.

"Peta kebencanaan Jabar sudah disusun Badan Geologi, ada zona merah di dalamnya, artinya kita yang tinggal di Jabar harus waspada. Kami dengan Pemkot Pemkab meminta mengecek ulang bangunan di wilayah rawan bencana," kata Bey.

Pengecekan ulang itu, katanya, untuk mengantisipasi dampak akibat gempa, dan dia juga meminta agar struktur bangunan di wilayah-wilayah rawan agar disesuaikan.

Bey mencontohkan, Jepang yang dengan letaknya berada di lokasi seismik aktif menjadikan negara tersebut sebagai negara rawan gempa, sehingga pemerintah setempat sangat ketat dalam hal kebijakan perizinan mendirikan bangunan.

Selain itu, Jepang yang terakhir mengalami gempa pada 1 Januari 2024 lalu, mewajibkan seluruh bangunan menjalani pemeriksaan keselamatan secara rutin setiap 10 tahun sekali, untuk memastikan tetap tahan gempa dan aman untuk dihuni.

"Juga struktur bangunan harus menyesuaikan dengan kondisi. Seperti di Jepang, gempa tapi bangunannya tetap kuat," kata Bey.

Gempa bumi mengguncang sejumlah wilayah di Jawa Barat akhir-akhir ini, dengan yang paling menyita perhatian adalah beberapa gempa di Sumedang pada Minggu (31/12/2023), dan Senin (1/1/2024) yang menyebabkan sekitar seribuan rumah rusak dengan berbagai level kerusakan.

Terkait dengan bangunan yang rusak di Kabupaten Sumedang, Bey mengatakan akan dibangun ulang dengan struktur tahan gempa.

"Jadi kami dengan Pemkot Pemkab meminta mengecek ulang. Minimal seperti di Sumedang ini pembangunan rumah yang rusak akan menyesuaikan dengan struktur tahan gempa," katanya.

Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: M. Tohamaksun
Copyright © ANTARA 2024