Kita tahu bahwa El Nino sedang melanda seluruh wilayah Indonesia, termasuk di NTT, pemerintah pusat sudah siaga....
Kupang (ANTARA) - Perusahaan Umum (Perum) Bulog Wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) memastikan bahwa fenomena El Nino tidak berdampak pada ketersediaan beras di provinsi berbasis kepulauan itu.

“Kita tahu bahwa El Nino sedang melanda seluruh wilayah Indonesia, termasuk di NTT, pemerintah pusat sudah siaga, sehingga kebutuhan beras di Indonesia, khususnya di NTT sendiri tetap aman,” kata Manajer Operasional Perum Bulog Kantor Wilayah NTT Faizal Jafar di Kupang, Sabtu.

Saat ini stok beras di NTT mencapai 5.824 ton. Selain itu juga pihaknya masih menunggu kiriman beras lagi dari wilayah Jawa Timur kurang lebih 3.829 ton.

Baca juga: Presiden sebut BLT El Nino khusus untuk warga terdampak kekeringan

Saat ini stok operasional yang dimiliki oleh Perum Bulog wilayah NTT dan tersebar di seluruh wilayah NTT mencapai 9.653 ton beras

“Selain itu kami masih menunggu kedatangan beras impor dari Vietnam yang jumlahnya mencapai 3.950 ton sehingga totalnya kalau beras impor masuk maka mencapai 13.603 ton,” ujar dia.

Impor beras yang dilakukan oleh pemerintah pusat merupakan upaya untuk mempertahankan stok beras di Indonesia.

“Krisis El Nino ini memang mempengaruhi ketersediaan beras di NTT. Tetapi masyarakat tidak hanya menerima beras dari Bulog saja, ada pedagang dari daerah Jawa, Sulawesi, dan NTB yang menjual beras ke NTT,” ” ujarnya.

Selain menyediakan beras, Bulog juga mendapatkan tugas untuk menyalurkan bantuan beras kepada masyarakat yang menjadi program dari Badan Pangan Nasional (Bapanas).

Baca juga: Bulog: Penerima bantuan pangan di Aceh 2024 sebanyak 466.422 KPM

Saat ini melalui program Bapanas, Bulog NTT sudah menyalurkan bantuan beras sebanyak 97 ribu ton kepada masyarakat yang disebarkan ke kantor cabang Bulog di seluruh kabupaten di NTT.

“Dengan  penugasan dari Bapanas, sampai saat ini kami sudah salurkan bantuan kepada masyarakat bekerja sama dengan Kantor Pos,” ujar dia.

 

Pewarta: Kornelis Kaha
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2024