Jakarta (ANTARA/JACX) - Calon presiden nomor urut satu Anies Baswedan menyatakan bahwa utang di Indonesia belum ideal karena masih lebih dari 30 persen dari GDP atau Produk Domestik Bruto (PDB).

Klaim tersebut disampaikan oleh Anies pada acara debat ketiga Pilpres 2024 yang bertemakan pertahanan, keamanan, hubungan internasional, dan geopolitik bertempat di Istora Senayan, Jakarta Pusat pada Ahad, (7/1/2024).

Berikut pernyataan Anies Baswedan:

“Berapa persentase yang ideal untuk kita di Indonesia? Kalau hanya mengatakan bahwa kita termasuk yang terbaik, berapa angkanya? Menurut hemat kami, kita harus bisa mencapai maksimal angka 30 persen dari GDP, sehingga kita aman di situ di bawah 30 persen,”

Namun, benarkah utang Indonesia belum ideal karena lebih dari 30 persen dari GDP?

Penjelasan:

Menurut dosen Hubungan Internasional, Universitas Mataram, Alwafi Ridho Subarkah, mengatakan pada akhir November 2023, nilai total utang pemerintah Indonesia mencapai Rp8.041,01 triliun atau 38,11% terhadap produk domestik bruto (PDB), dilansir dari Katadata.

Selain itu, menurut Prasetia Nugraha dosen Hubungan Internasional Universitas Paramadina, Kementerian Keuangan memang telah menetapkan bahwa threshold hutang berada di nilai 30 persen dari PDB namun jika merujuk pada Undang - undang Keuangan yakni Undang-Undang nomor 17/2003 tentang Keuangan Negara, maka batas hutang negara adalah 60 persen dari PDB.

Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah menetapkan tiga pasangan capres-cawapres peserta Pemilu Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) 2024 yakni Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dengan nomor urut 1, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka nomor urut 2, dan Ganjar Pranowo-Mahfud Md nomor urut 3.

Artikel ini adalah hasil kolaborasi Aliansi Jurnalis Independen, Asosiasi Media Siber Indonesia, Masyarakat Anti-Fitnah Indonesia, Cekfakta.com bersama 18 media di Indonesia.

 

Pewarta: Tim JACX
Editor: Indriani
Copyright © ANTARA 2024