Palu (ANTARA News) - Kepala Kepolisian Resor (Polres) Palu, Sulawesi Tengah AKBP Trisno Rahmadi mengaku telah mengantongi nama-nama provokator bentrok antarwarga di Palu yang sudah meresahkan.

"Jika bukti dan waktunya tepat maka pasti akan kita tangkap," kata Trisno di Palu, Selasa.

Dia mengatakan para aktor intelektual bentrok antarwarga itu berada di beberapa lokasi yang sering dijadikan ajang tawuran seperti di Kelurahan Pengawu, Kelurahan Duyu, Kelurahan Nunu dan Kelurahan Tavanjuka.

Dia juga mengaku berhati-hati menangkap pelaku bentrok karena bisa menimbulkan dampak buruk di masyarakat.

"Kalau bukti benar-benar kuat maka polisi akan bertindak tegas," katanya.

Dia juga menegaskan tidak akan memberikan toleransi kepada pelaku bentrok yang kedapatan membawa senjata rakitan atau sebagai pengerah massa.

"Tidak ada kompromi. Polisi dan pemerintah sering melakukan pertemuan dengan warga untuk menciptakan perdamaian namun masih saja ada pihak yang ingin bertikai," kata Kapolres Trisno.

Dalam satu bulan terakhir, Polres Palu telah menangkap dua orang di lokasi dan waktu berbeda karena dianggap sebagai pelaku penganiayaan dan provokator bentrok.

Menurutnya, para pelaku tersebut sudah berada di daftar hitam polisi yang sewaktu-waktu akan ditangkap karena terbukti melakukan kesalahan.

Kapolres juga mengimbau warga untuk kooperatif untuk lapor kepada aparat jika mendapati orang asing yang akan mengajak berbuat keonaran.

Sementara itu Wali Kota Palu Rusdy Mastura mengaku malu karena daerah yang dinahkodainya terkenal karena sering bentrok antarwarga, bukannya prestasi positif.

Dia juga mengajak seluruh lapisan masyarakat meningkatkan persaudaraan untuk membangun Kota Palu.

"Jangan mudah terprovokasi oleh oknum tak bertanggung jawab," ujarnya.

Sebelumnya, Wakil Kepala Polda Sulawesi Tengah Kombes Pol Rudolf A Rodja mengatakan bentrok di Kota Palu atau di beberapa wilayah di Sulawesi Tengah seolah menjadi kebiasaan di masyarakat.

"Masyarakat menjadikan itu seolah sebagai hiburan agar diliput wartawan dan ditayangkan di televisi atau dimuat di koran," katanya.

Bahkan, katanya, ada sejumlah lokasi yang sudah menyiapkan perlengkapan dan logistik saat terjadi bentrok.

"Saya juga melihat ada dapur umum dengan persediaan beras ratusan kiliogram di lokasi bentrok," katanya.

Selain itu, ada juga warga dari luar kampung yang di-BKO-kan untuk membantu kampung lainnya saat bentrok. "Ini kan tidak benar," katanya.

Pewarta: Riski Maruto
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2013