Pertanian itu bukan untuk diperdebatkan, kemarin 600 hektare itu kita sudah tanami jagung berhasil kan, singkong juga
Jakarta (ANTARA) - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menyebut program lumbung pangan atau food estate bukanlah hal yang perlu diperdebatkan, terlebih sudah ada keberhasilan pada program tersebut.

"Pertanian itu bukan untuk diperdebatkan, kemarin 600 hektare itu kita sudah tanami jagung berhasil kan, singkong juga," ujar Amran saat berbincang di Kantor ID FOOD, Jakarta, Senin.

Amran mengatakan, Kementerian Pertanian (Kementan) dan Kementerian Pertahanan (Kemenhan) berkolaborasi dalam food estate lahan jagung seluas 600 hektare di kawasan Food Estate Kabupaten Gunung Mas, Kalimantan Tengah.

Menurut Amran, food estate merupakan upaya pemerintah dalam memenuhi kebutuhan jagung nasional, sehingga tak perlu diributkan atau diperdebatkan secara luas.

"Siapapun yang memperdebatkan pertanian, itu bukan untuk diperdebatkan tapi dikerjakan. Buktinya jagung sudah, umurnya dua bulan, seumur jabatan saya, sekarang tumbuh subur," katanya.

Food estate nantinya akan dijadikan sebagai sentra dan berkekuatan besar bagi cadangan pangan Indonesia, terutama dalam mengantisipasi kepadatan jumlah penduduk yang terus meningkat.

Program ini merupakan salah satu kebijakan yang masuk dalam Program Strategis Nasional 2020-2024. Food estate mengembangkan sejumlah komoditas yaitu cabai, padi, singkong, jagung, kacang tanah, hingga kentang.

Pelaksanaan program yang digagas Presiden Joko Widodo itu tersebar di sejumlah wilayah di antaranya Kalimantan Tengah, Sumatera Utara, Nusa Tenggara Timur, Yogyakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Papua.

Dalam pelaksanaannya, masing-masing wilayah lumbung pangan mengembangkan komoditas yang berbeda-beda. Lumbung pangan di Sumba Tengah, misalnya, difokuskan pada pengembangan komoditas padi dan jagung.

Baca juga: DPD RI minta pemerintah beri penjelasan transparan soal food estate 
Baca juga: Mentan optimis lahan 600 Ha Food Estate tertangani dengan baik

Pewarta: Maria Cicilia Galuh Prayudhia
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2024