Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mengungkapkan Bendungan Karian memiliki manfaat untuk memenuhi penyediaan air baku bagi warga Jakarta dan Banten.

"Bendungan Karian yang dibangun sejak 2015 dan selesai pada 2024 ini memiliki manfaat utama untuk memenuhi penyediaan air baku yang dialirkan melalui Intake Karian dengan kapasitas 5,5 m3/ detik, dan Intake Ciuyah dengan kapasitas 9,1 m3/ detik," ujar Direktur Jenderal Sumber Daya Air Bob Arthur Lombogia di Jakarta, Senin.

Bob mengatakan, Intake Ciuyah mengalirkan air baku di Jakarta Barat dengan kapasitas 3,2 m3/ detik. Lalu Kabupaten Bogor dengan kapasitas 0,2 m3/ detik. Serta Banten dengan kapasitas 5,7 m3/ detik.

Sementara, Intake Karian juga memiliki fungsi untuk menambah kebutuhan suplesi Daerah Irigasi (DI) Ciujung seluas 22.000 Ha, dan mengalirkan air baku untuk Serang dan Cilegon dengan kapasitas 1,5 m3/ detik.

Bendungan Karian sebagai salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) merupakan bendungan multifungsi yang berada di Desa Pasir Tanjung, Kecamatan Rangkasbitung, Lebak, Provinsi Banten.

Bendungan Karian dibangun sejak 2015 dan menelan anggaran biaya sebesar Rp2,27 triliun. Bendungan ini memiliki volume tampungan sebesar 315 juta m3, dan memiliki luas genangan sebesar 1.773 hektare.

Bendungan Karian memberikan manfaat bagi masyarakat di Provinsi Banten, DKI Jakarta dan sebagian kecil di Jawa Barat. Pertama, manfaat irigasi bagi 22.000 hektare sawah. Kemudian memenuhi kebutuhan air baku dengan kapasitas 14,6 m3 per detik di Kabupaten Serang, Kota Serang, Kota Cilegon, Kabupaten Lebak, Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang Selatan, Kota Tangerang, Kota Jakarta Barat, dan Kabupaten Bogor.

Selain itu, Bendungan Karian juga memiliki manfaat reduksi banjir bagi kawasan hilir bendungan sebesar 60,8 juta m3. Bendungan Karian dapat mereduksi daerah genangan sebesar 164 hektare di Kecamatan Rangkasbitung, Kabupaten Lebak dan 1.027 Ha di Kabupaten Serang. Bendungan ini bermanfaat sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTM) dengan kapasitas sebesar 1,8 MW.

Bendungan Karian juga memanfaatkan teknologi dalam SOP pengoperasiannya. Untuk operasi pintu bendungan, baik pintu Intake Karian, Intake Ciuyah maupun Spillway, dikendalikan di Pusat Pengendalian Unit Pengelola Bendungan (UPB).

Pusat Pengendalian juga mencatat tinggi muka air, debit masuk waduk dan curah hujan, termasuk forecasting berdasarkan data yang tercatat setiap jam dan hari. Untuk pemeliharaan juga dilakukan secara rutin dan berkala sesuai dengan rencana operasi waduk yang sudah disusun.

Baca juga: Jokowi: Pembangunan Bendungan Karian menelan biaya Rp2,2 triliun
Baca juga: Warga mulai menikmati keberadaan Bendungan Karian
Baca juga: BBWS C3 berharap pemanfaatan Waduk Karian lebih optimal

 

Pewarta: Aji Cakti
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2024