Tetapi sekitar 95 persen revenue kami berasal dari penjualan bijih nikel
Jakarta (ANTARA) - Perusahaan pertambangan bijih nikel PT Adhi Kartiko Pratama Tbk (NICE) menargetkan peningkatan produksi bijih nikel dari semula 2 juta ton pada 2023 menjadi 2,5 juta ton pada 2024 setelah perseroan menggelar Initial Public Offering atau penawaran saham perdana (IPO).

“Dana eksplorasi kami menggunakan kekuatan internal,” ujar Direktur Utama NICE Stevano Rizki Adranacus saat ditemui di Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta, Selasa.

Seiring dengan peningkatan produksi, lanjutnya, kinerja keuangan juga ditargetkan tumbuh rentang 5 sampai 10 persen year on year (yoy) dibandingkan tahun 2023.

“Untuk pertumbuhan pendapatan proyeksinya sama dengan laba bersih,” ujar Stevano.

Baca juga: Mandiri Sekuritas yakin bawa banyak perusahaan IPO di 2024

Baca juga: Citra Nusantara Gemilang akan bangun dua depo gas setelah IPO


Ia menjelaskan pemasukan utama perseroan adalah bijih nikel yang sudah ditambang, kemudian dijual ke perusahaan pengelola pabrik pengolahan alias smelter, seperti Indonesia Morowali Industrial Park, PT Obsidian Stainless Steel (OSS), hingga Virtue Dragon Nickel Industry.

Selain itu, perseroan juga mendapat pemasukan dari segmen pengelolaan pelabuhan, yang melayani penambang pihak ketiga. “Tetapi sekitar 95 persen revenue kami berasal dari penjualan bijih nikel,” ujar Stevano.

Dalam IPO, perseroan melepas 1,21 miliar saham yang merepresentasikan 20 persen kepemilikan, dengan harga penawaran Rp438 per lembar saham, sehingga mendapatkan dana hasil IPO senilai Rp532,78 miliar, dengan kapitalisasi pasar saham senilai Rp 2,66 triliun.

Setelah tercatat di BEI, LX International Corp akan masuk sebagai pemegang saham pengendali NICE yang baru, dimana LX International akan masuk melalui anak usahanya, PT Energy Battery Indonesia.

LX International Corp akan memiliki 60 persen saham NICE dengan harga perolehan sama dengan harga IPO.

Stevano menjelaskan LX International Corp merupakan bagian dari LG Group, dimana LG Group memiliki anak usaha yang merupakan produsen baterai kendaraan Listrik bernama LG Chem.

Baca juga: CGAS targetkan pendapatan naik 30 persen pasca IPO

Baca juga: Resmi IPO, ASLI raih Rp125 miliar bidik proyek pembangunan IKN

Pewarta: Muhammad Heriyanto
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2024