Beijing (ANTARA) - Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Mao Ning, membantah pernyataan bersama yang dikeluarkan oleh Dialog Trilateral Indo-Pasifik antara Amerika Serikat, Jepang dan Korea Selatan.

Bantahan itu disampaikan dalam konferensi pers harian, Senin, menanggapi pertanyaan tentang pernyataan bersama yang dirilis pada 6 Januari oleh Departemen Luar Negeri AS. Pernyataan itu mengungkapkan keprihatinan ketiga negara atas klaim maritim China di Laut China Selatan dan "perilaku eskalasi" China, dan menyatakan bahwa AS, Jepang, dan Korsel "akan melanjutkan kerja sama penegakan hukum dan keamanan maritim trilateral sesuai dengan undang-undang internasional."

Ketiga negara itu juga menegaskan kembali bahwa perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan sangat diperlukan demi keamanan dan kemakmuran masyarakat internasional.

"China telah mengetahui perihal dialog AS-Jepang-Korsel dan pernyataan bersama yang dihasilkannya," kata Mao seraya mengungkapkan kekhawatiran serius tentang wacana yang disampaikan dalam pernyataan tersebut mengenai China.

"Kami dengan tegas menentang upaya dari negara-negara ini untuk membentuk kelompok-kelompok eksklusif atas nama kerja sama, mencampuri urusan dalam negeri China, menyerang dan mencemarkan nama baik China, serta memicu konfrontasi dan antagonisme," ujar juru bicara itu.

Mao mengatakan bahwa situasi di Laut China Selatan secara umum stabil. China berkomitmen untuk menjaga kedaulatan teritorial, hak-hak maritim, dan kepentingan maritimnya sembari mengatasi perbedaan dengan baik dengan negara-negara yang berkepentingan secara langsung melalui dialog dan konsultasi.

"Negara-negara nonregional tertentu telah berusaha untuk unjuk kekuatan dan memicu konfrontasi di Laut China Selatan, yang tidak kondusif bagi perdamaian dan stabilitas di kawasan tersebut," katanya.

"Saya ingin menekankan bahwa Taiwan adalah bagian yang tak terpisahkan dari wilayah China, dan masalah Taiwan sepenuhnya merupakan urusan internal China dan tidak membutuhkan campur tangan pihak asing," kata Mao.

Lebih lanjut, dia mengatakan bahwa kunci untuk menjaga perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan adalah dengan menjunjung tinggi prinsip Satu China dan dengan tegas menentang gerakan separatis yang mengarah pada "kemerdekaan Taiwan."

Kawasan Asia-Pasifik adalah perintis kerja sama, bukan papan catur untuk kontes geopolitik, tegasnya.

"Kami mendesak pihak-pihak terkait untuk benar-benar menghormati upaya negara-negara regional untuk mewujudkan perdamaian dan stabilitas, meninggalkan mentalitas Perang Dingin, berhenti menciptakan konfrontasi blok, dan berhenti memicu ketegangan di kawasan ini," demikian Mao.
 

Pewarta: Xinhua
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2024