Kami sedang berusaha bagi satu rencana khusus bagi reuni keluarga sebelum atau setelah liburan Chuseok
Seoul (ANTARA News) - Korea Selatan, Jumat, mengusulkan perundingan resmi pekan depan dengan Korea Utara menyangkut penyelenggaraan reuni para keluarga yang terpisah akibat Perang Korea tahun 1950-1953, yang pertama dalam tiga tahun.

Dalam satu pesan telepon, Korsel menyarankan perundingan itu dilakukan 23 Agustus di bawah pengawasan Palang Merah di desa perbatasan Panmunjom, tempat gencatan senjata yang mengakhiri Perang Korea ditandatangani, kata Kementerian Unifikasi.

AFP melaporkan Presiden Korsel Park Geun-Hye menyerukan dimulainya kembali program reuni yang ditangguhkan itu dalam satu pidato Kamis untuk memperingati berakhirnya kekuasaan kolonial Jepang atas Semenanjung Korea.

Prakarsanya dikeluarkan sehari setelah kedua Korea mencapai satu perjanjian dalam usaha-usaha mereka untuk memulai kembali operasi di kompleks industri bersama yang ditutup April, pada saat ketegangan militer memuncak.

Masalah reuni itu adalah satu hal yang sangat emosional. Pemisahan Korea tahun 1945 dan perang setelah itu menyebabkan jutaan keluarga Korea tercerai berai, dengan tidak ada surat langsung atau hubungan telepon.

Sekitar 72.000 warga Korsel-- separuh dari mereka berusia lebih dari 80 tahun-- tetap masuk dalam daftar tunggu resmi bagi satu kesempatan untuk bertemu dengan keluarga mereka yang tinggal di Korut, tetapi ribuan orang meninggal setiap tahun sebelum sempat memanfaatkan peluang peluang mereka.

Pada masa lalu, hanya beberapa ratus orang yang dipilih untuk setiap kesempatan reuni itu.

Park mendesak program itu dimulai kembali pada saat hari libur Chuseok (rasa syukur) September ketika para anggota keluarga Korea secara tradisional berkumpul bersama.

"Kami sedang berusaha bagi satu rencana khusus bagi reuni keluarga sebelum atau setelah liburan Chuseok," kata juru bicara Kementerian Unifikasi Kim Myung-Suk kepada wartawan.

Program reuni itu dimulai tahun 2000 setelah satu KTT antar-Korea yang bersejarah. Pertemuan-pertemuan tersebut sejak itu telah mempertemukan sekitar 17.000 orang.

Pertemuan seperti itu yang terakhir terjadi pada akhir tahun 2010 setelah itu program tersebut terhenti setelah Korut menembaki satu pulau perbatasan Korsel.


Penerjemah: Rafaat Nurdin

Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2013