Kuala Lumpur (ANTARA News) - Sebagai lanjutan dari upaya memprotes tindakan kejam Israel terhadap Palestina dan Lebanon, organisasi-organisasi pemuda dari Malaysia dan Indonesia akan mengadakan pertemuan khusus di Jakarta pada 2 Agustus 2006. Pemuda Malaysia diwakili oleh Pergerakan Pemuda Partai Organisasi Nasional Melayu Bersatu (United Malays National Organization/UMNO) dan Barisan Nasional (BN), sedangkan pemuda Indonesia diwakili oleh Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI), Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia (AMPI), Pemuda Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan World Association of Youth (WAY). Rencana pertemuan khusus tersebut dikemukakan oleh Ketua Pergerakan Pemuda UMNO Datuk Seri Hishamuddin Tun Hussein dalam siaran persnya di Kuala Lumpur, Senin. Menurutnya, pertemuan bersama antara pemuda Malaysia dan Indonesia itu perlu dilakukan untuk terus menyuarakan aspirasi keamanan dan mengutuk serangan Israel terhadap Palestina dan Lebanon. "Pertemuan itu akan memfokuskan pembicaraan kepada upaya bagaimana Pemuda UMNO dan BN serta pemuda Indonesia dapat bersatu mewakili 200 juta orang, memprotes dan mengutuk serangan Israel terhadap Palestina dan Lebanon," katanya. "Juga akan membahas kunjungan bersama pemimpin organisasi-organisasi pemuda tersebut untuk menyuarakan pesan keamanan dan mendesak Israel menghentikan kekejaman serta melakukan gencatan senjata," tegas Datuk Seri Hishamuddin Tun Hussein lebih lanjut. Sebelum ini, Pemuda BN juga sudah membentuk delapan tim yang bergerak melalui kampanye kesadaran masyarakat internasional ke 12 negara untuk memprotes kekejaman Israel mulai minggu lalu. Dimulai dari Cina, India, Filipina, Thailand dan Brunei. Tim tersebut juga akan menyuarakan kampanye keamanan di Jordania, Maroko, Mesir, Sudan, Suriah, Arab Saudi dan Lebanon. "Semua delegasi BN ini akan mendapatkan dukungan dari para pemimpin organisasi kepemudaan di negara-negara tersebut untuk bersama-sama menyatakan protes sekeras-kerasnya dari rakyat Malaysia terhadap kekejaman rezim Zionis Isreal terhadap Lebanon dan Palestina," ujarnya.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006