Tidak pernah saya lupa, di atas politik itu ada kemanusiaan
Jombang (ANTARA) -
Calon presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo selalu mengingat semangat toleransi dan perjuangan Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid atau Gus Dur yang selalu mengutamakan kemanusiaan di atas pilihan politik.

"Selalu yang kami ingat adalah semangat perjuangan beliau dalam menjaga Bhinneka Tunggal Ika. Tidak pernah saya lupa, di atas politik itu ada kemanusiaan. Itu Gus Dur selalu menyampaikan," kata Ganjar usai berziarah ke makam Gus Dur di Pondok Pesantren Tebuireng, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, Jumat.

Semangat perjuangan Gus Dur yang dimaksud Ganjar tersebut adalah kekuatan untuk menjaga Bhinneka Tunggal Ika. Menurut Ganjar, semangat itulah yang membuat Gus Dur tetap dihormati hingga lintas generasi di Tanah Air.

Dia pun mengingatkan kepada generasi muda sebagai penerus bangsa Indonesia agar selalu mengingat semangat perjuangan Gus Dur, yakni memiliki rasa toleransi, saling menghargai, serta saling menghormati yang tinggi.

Pada kesempatan yang sama, Ganjar menambahkan dirinya secara khusus tidak memiliki momen untuk bersinggungan langsung dengan Gus Dur.

Baca juga: Hasto: Pemimpin harus ambil keputusan negara dengan pikiran jernih

Meski demikian, dia bersyukur saat ini justru bisa berhubungan langsung dengan keluarga Gus Dur. Dia pun mengaku kerap bertemu dengan istri almarhum Gus Dur, Sinta Nuriyah.

Ganjar mengagumi sosok Sinta Nuriyah yang setiap hari berpuasa, bahkan jarang tidur.

"Saya merasa senang akhirnya sekarang bisa berkomunikasi dengan keluarga Gus Dur, keluarga besar seperti yang ada di sini (Tebuireng)," ujar Ganjar Pranowo.
​​​​​​​
Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI telah menetapkan tiga peserta Pilpres 2024, yakni pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar nomor urut 1, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka nomor urut 2, dan Ganjar Pranowo-Mahfud MD nomor urut 3.

Masa kampanye Pilpres 2024 berlangsung mulai 28 November 2023 hingga 10 Februari 2024, kemudian jadwal pemungutan suara pada tanggal 14 Februari 2024.
 

Pewarta: Hana Dewi Kinarina Kaban
Editor: Fransiska Ninditya
Copyright © ANTARA 2024