Jakarta (ANTARA) - Dinas Kesehatan DKI Jakarta menanggulangi 
dampak banjir dengan enam sistem subkluster yang bertujuan untuk meningkatkan koordinasi dalam penanganan krisis.
 
"Ada enam sistem subkluster dengan tujuan meningkatkan koordinasi, kolaborasi dan integrasi dalam penanggulangan krisis," kata Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta Ani Ruspitawati kepada pers di Jakarta, Sabtu.
 
Pertama, subkluster pelayanan kesehatan yang bertugas menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan terutama pelayanan pertolongan darurat prafasilitas pelayanan kesehatan dan rujukan.
 
Kedua, subkluster pengendalian penyakit dan kesehatan lingkungan yang bertugas melakukan pengendalian penyakit dan upaya kesehatan lingkungan. Ketiga, subkluster kesehatan reproduksi, yang pastinya bertugas menyelenggarakan kegiatan pelayanan kesehatan reproduksi.
 
Keempat, subkluster kesehatan jiwa yang 
bertugas menyelenggarakan upaya penanggulangan masalah kesehatan jiwa dan psikososial secara optimal. Kelima, subkluster pelayanan gizi yang bertugas menyelenggarakan pelayanan gizi.
 
Keenam, subkluster identifikasi korban mati akibat bencana yang bertugas menyelenggarakan identifikasi korban meninggal dan penatalaksanaannya.

Baca juga: Ada tiga tahap penanggulangan kesehatan akibat banjir di DKI Jakarta
 
Sejumlah petugas BPBD membantu warga yang terdampak banjir di kawasan Jalan NIS, Jakarta, Minggu (7/1/2024). (ANTARA/HO-BPBD wilayah Jakarta Selatan)
Dinkes DKI Jakarta telah mengingatkan masyarakat mengenai penyakit yang sering muncul saat musim hujan dan banjir seperti diare dan demam tifoid (bakteri yang menyebar melalui makanan dan air).

Selain itu dermatitis (peradangan pada kulit), leptospira (bakteri), tetanus, gigitan ular serta Demam Berdarah Dengue (DBD). Sampai 8 Januari 2024, angka kejadian (incidence ratio) DBD 34,71 per 100.000 penduduk.

Karena itu, Dinkes DKI Jakarta mengimbau seluruh masyarakat Jakarta untuk selalu menerapkan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan menjaga imunitas tubuh. Selanjutnya menjaga kebersihan lingkungan dengan kerja bakti di wilayah masing-masing, melakukan pembersihan pascabanjir dan ditambah isolasi.

Baca juga: 16 kecamatan di Jakarta berpotensi rawan longsor
 
Sejumlah pengendara motor menerabas genangan air setinggi 50 sentimeter (cm) di Jalan Raya Jambore, Kelurahan Cibubur, Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur, Rabu (10/1/2024). ANTARA/Syaiful Hakim/aa.
Lalu menerapkan 5M Plus, yakni pertama, menguras atau membersihkan tempat yang sering dijadikan penampungan air seperti bak mandi, ember air dan lain-lain.
 
Kedua, menutup rapat tempat-tempat penampungan air. Ketiga, mendaur ulang atau memanfaatkan kembali barang bekas yang berpotensi menimbulkan perkembangbiakan nyamuk yang menularkan demam berdarah.
 
Keempat, mengganti air di pot tanaman setiap hari dan kelima menimbun barang-barang bekas atau plastik sampah yang digenangi air hujan seperti ban bekas. Plus-nya, yaitu melakukan pencegahan DBD saat musim hujan.
 
 

Pewarta: Siti Nurhaliza
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2024