Kita tentu mengamati terus, mencermati dan melakukan koordinasi yang sangat baik antar dunia usaha dengan BI dan pemerintah,"
Jakarta (ANTARA News) - Menteri Koordinator bidang Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan pemerintah telah melakukan koordinasi dengan Bank Indonesia serta para pelaku usaha untuk mengatasi gejolak ekonomi yang sedang terjadi.

"Kita tentu mengamati terus, mencermati dan melakukan koordinasi yang sangat baik antar dunia usaha dengan BI dan pemerintah," katanya saat ditemui pada acara diaspora di Jakarta, Selasa malam.

Hatta mengatakan pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dan anjloknya bursa saham, terjadi karena faktor eskternal yaitu potensi penghentian stimulus Quantitative Easing dari Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed).

"Situasi seperti ini bukan hanya terjadi di Indonesia, tapi terjadi di seluruh negara karena faktor eksternal akibat kepanikan `market` atas rencana penghapusan Quantitative Easing di AS, yang kemungkinan dipercepat," ujarnya.

Hatta menambahkan pemerintah akan melaksanakan rapat kabinet untuk membahas kondisi perekonomian terkini pada Rabu (21/8) dan untuk saat ini pemerintah memberikan kepercayaan kepada Bank Indonesia dalam merespon situasi terkini.

"Untuk rupiah, BI tentu memiliki policy respon terhadap ini dan cukup baik. Tentu ini bukan domain pemerintah, karena kita tidak mencampuri urusan moneter," katanya.

Hatta juga meminta kepada para pelaku usaha dan pelaku pasar keuangan agar tidak panik dalam menghadapi kondisi depresiasi rupiah dan turunnya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dalam beberapa hari terakhir.

Indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa sore, kembali anjlok sebesar 3,21 persen didorong oleh pelaku pasar asing yang mengambil posisi lepas saham.

IHSG BEI ditutup turun 138,54 poin atau 3,21 persen ke posisi 4.174,98. Sementara indeks 45 saham unggulan (LQ45) melemah 20,91 poin (2,95 persen) ke level 687,17.

Sedangkan, mata uang rupiah melanjutkan pelemahan sebesar 245 poin terhadap dolar AS, seiring dengan masih kuatnya ekspektasi pelaku pasar bahwa Bank Sentral AS (The Fed) akan mengurangi stimulus keuangan.

Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa sore, bergerak melemah sebesar 245 poin menjadi Rp10.730 dibanding sebelumnya di posisi Rp10.485 per dolar AS.
(S034/B012)

Pewarta: Satyagraha
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013