Warga diminta untuk mewaspadai aliran lahar dari sungai-sungai yang berhulu di puncak Gunung Lewotobi
Wulanggitang (ANTARA) -
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengingatkan warga desa di sekitar Gunung Lewotobi Laki-laki, Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) untuk mewaspadai potensi aliran lahar hujan karena terekam adanya turun hujan di puncak tersebut sore ini.
 
"Warga diminta untuk mewaspadai aliran lahar dari sungai-sungai yang berhulu di puncak Gunung Lewotobi," kata Petugas Pos Pengamatan Gunung Lewotobi Laki-laki, Bobyson Lamanepa di Kecamatan Wulanggitang, Flores Timur, Senin.
 
Pos Pengamatan Gunung Lewotobi Laki-laki merekam adanya hujan di puncak gunung dengan intensitas lebat.
 
Selain itu terekam pula getaran banjir di stasiun seismik puncak Gunung Lewotobi.
 
Ia mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai potensi aliran lahar hujan yang terjadi dalam kondisi hujan saat ini.

Baca juga: PVMBG: Dalam enam jam Gunung Lewotobi erupsi 12 kali
 
Lahar  merupakan endapan material gunung api yang terbawa oleh air hujan melalui sungai atau lembah ketika hujan turun.
 
Dalam pemetaan yang dilakukan oleh Balai Pemantauan Gunung Api dan Mitigasi Bencana Gerakan Tanah Nusa Tenggara, ada tiga titik lokasi yang sudah dialiri aliran lahar hujan di Kecamatan Ile Bura.
 
Dua lokasi ada di Desa Nobo yang terpantau sudah dialiri oleh hujan, sedangkan satu titik berada di Desa Dulipali.
 
Masyarakat pun diimbau untuk tidak berada di dekat sungai ketika hujan turun terus menerus dengan durasi yang lama.
 
PVMBG telah mengeluarkan rekomendasi keselamatan berkaitan dengan status aktivitas gunung yang berada pada level IV atau Awas.
 
Masyarakat di sekitar Gunung Lewotobi Laki-laki dan pengunjung atau wisatawan tidak boleh melakukan aktivitas apapun dalam radius empat kilometer dari pusat erupsi dan sektoral lima kilometer ke arah Barat Laut-Utara dan Timur Laut.

Baca juga: Delapan gunung api mengalami erupsi 66.197 kali sepanjang tahun 2023
Baca juga: Gunung Lewotobi di NTT luncurkan awan panas sejauh 1.500 meter

 

Pewarta: Fransiska Mariana Nuka
Editor: Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2024