Kota Gaza, Palestina (ANTARA) - Epidemi Hepatitis A di Jalur Gaza meluas akibat kepadatan luar biasa di daerah pengungsian, kata Kementerian Kesehatan pada Rabu waktu setempat.

Kemenkes memperingatkan bahwa pemeriksaan darah lengkap (CBC) dapat ditangguhkan kapan saja karena bahan yang diperlukan tidak memadai, tetapi pihak kementerian tidak memberikan penjelasan lebih lanjut.

Kondisi yang dihadapi para pengungsi diperparah dengan tidak adanya toilet dan fasilitas sanitasi serta penumpukan sampah di dekat tenda-tenda yang baru dibangun.

Situasi mengerikan itu dibayangi oleh kelangkaan air di kamp-kamp pengungsi sebab banyak pengungsi yang berusaha keras melindungi dirinya dari dampak polusi dan kondisi yang kurang higienis.

Hepatitis A adalah virus yang ditularkan melalui makanan dan air yang terkontaminasi atau kontak langsung dengan seseorang yang terinfeksi.

Pasukan Israel terus membabi buta dalam menggempur Jalur Gaza melalui jalur darat dan udara sejak serangan lintas batas Hamas pada 7 Oktober. Sedikitnya 24.448 warga Palestina, mayoritas perempuan dan anak-anak, terbunuh dan 61.504 orang lainnya terluka, menurut otoritas kesehatan Palestina.

Sementara itu, sekitar 1.200 warga Israel disebut tewas dalam serangan Hamas.

Menurut PBB, sebanyak 85 persen dari penduduk Gaza mengungsi di tengah krisis makanan, air bersih dan obat-obatan, dengan 60 persen infrastruktur di wilayah tersebut rusak atau hancur.

Baca juga: Pengungsi Gaza kekurangan kebutuhan saat musim dingin
Baca juga: Perjuangan pengungsi Gaza di tengah konflik dengan Israel
Baca juga: Bantuan dunia gagal cegah terjadinya tragedi kelaparan warga Gaza


Sumber: Anadolu

Penerjemah: Asri Mayang Sari
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2024