Dalam kurun waktu lima tahun terakhir, penambahan kapasitas pembangkit EBT sampai dengan 2023 sebesar 3.322 MW
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat realisasi kapasitas terpasang pembangkit listrik energi baru terbarukan (EBT) pada 2023 mencapai 13.155 megawatt (MW).

"Dalam kurun waktu lima tahun terakhir, penambahan kapasitas pembangkit EBT sampai dengan 2023 sebesar 3.322 MW dengan kenaikan rata-rata sekitar 6 persen per tahun. Jadi, total kapasitas terpasang kumulatif di 2023 adalah 13.155 MW," ucap Plt Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Jisman P. Hutajulu saat konferensi pers "Capaian Kinerja Tahun 2023 dan Program Kerja Tahun 2024 Ditjen EBTKE" di Jakarta, Kamis.

Di antaranya, berasal dari pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB) sebesar 154,3 MW, pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) (ground mounted, terapung, dan atap) sebesar 573,8 MW, PLT Bio (biomassa, biogas, dan sampah) 3.195,4 MW, PLTP (panas bumi) 2.417,7 MW, PLTA sebesar 6.784,2 MW, dan PLT Gas Batu Bara sebesar 30,0 MW.

Berdasarkan data Kementerian ESDM, kapasitas terpasang pembangkit EBT di 2018 sebesar 9.833 MW, 2019 sebesar 10.540 MW, 2020 sebesar 10.895 MW, 2021 sebesar 11.571 MW, dan 2022 sebesar 12.616 MW.

Sementara, untuk target kapasitas terpasang pembangkit EBT 2024 sebesar 13.886 MW.

Jisman menambahkan bahwa realisasi pemanfaatan biodiesel untuk domestik mencapai 12,2 juta kiloliter (KL) pada 2023. Realisasi tersebut melampaui 114,5 persen dari target yang ditetapkan sebesar 10,65 juta KL.

Selain itu, pemerintah juga terus melakukan diversifikasi jenis bahan bakar nabati (BBN) di Indonesia seperti memanfaatkan sustainable aviation fuel (SAF) bioavtur J2.4, market trial bioethanol serta menetapkan spesifikasi dan memberlakukan ketentuan standar dan mutu bensin bioetanol untuk dipasarkan di dalam negeri.

"Peningkatan pemanfaatan biodiesel ini merupakan langkah penting untuk mewujudkan ketahanan energi nasional dan mengurangi emisi gas rumah kaca," kata Jisman.

Selain itu, Kementerian ESDM mencatat program co-firing telah diaplikasikan di 43 lokasi pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) dari 42 target lokasi pada 2023. Program ini dilakukan dengan cara mencampurkan biomassa, seperti serbuk kayu, cangkang sawit, dan sampah, dengan batu bara sebagai bahan bakar PLTU.

Ditjen EBTKE, lanjut Jisman, juga turut berkontribusi dalam pendapatan negara melalui penerimaan negara bukan pajak (PNBP) 2023 terdiri atas PNBP panas bumi dengan realisasi sebesar Rp3,1 triliun, dari iuran tetap panas bumi (Rp0,04 triliun), royalti panas bumi (Rp0,1 triliun), dan pengusahaan panas bumi (Rp2,99 triliun).

Baca juga: Pemerintah revisi target bauran EBT pada 2025 jadi 17-19 persen
Baca juga: Pemerintah berkomitmen kembangkan energi baru

Pewarta: Benardy Ferdiansyah
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2024