Jakarta (ANTARA News) - Meneg BUMN Sugiharto mengatakan akan meminta penghapusan bunga kepada European Export Credit Agency (ECA) atas utang PT Garuda Indonesia sebesar 510 juta dolar AS. "Untuk restrukturisasi kita berharap ada perpanjangan waktu, keringanan bunga bahkan penghapusan bunga," kata Sugiharto di Istana Negara Jakarta, Rabu. Menurut dia, pada 17 Juli 2006 di London, manajemen Garuda dan Tim Restrukturisasi Utang yang dibentuk pemerintah telah melaksanakan pertemuan dengan ECA. Peremuan itu antara lain membahas dukungan sepenuhnya terhadap proses restrukturisasi utang yang dilaksanakan Garuda. Pemerintah memberi kuasa sepenuhnya kepada manajemen dan komisaris Garuda untuk melakukan negosiasi utang dengan kreditor. Pertemuan itu, katanya, akan dilanjutkan pada September mendatang dan dalam pertemuan itu pemerintah akan berusaha agar ECA mengabulkan permintaan pemerintah tersebut. "Saya ingin sharing the pain, bahwa untuk pinjaman yang unsustain, mereka harus sedikit banyak mentolerir supaya ada keringanan dalam paket restrukturisasi yang diberikan," katanya. Sugiharto menjelaskan, utang yang tidak sustain itu adalah total utang Garuda yang jauh lebih besar dibandingkan kemampuan perusahaan itu untuk melunasinya. Dalam kesempatan itu, sambil menunggu negosiasi selanjutnya dengan kreditur lainnya, Sugiharto minta agar manajemen Garuda melakukan efisiensi dan memastikan agar operasional tetap berkelanjutan. Dari total sekitar 800 juta dolar AS utang Garuda, sebanyak 510 juta dolar AS adalah utang kepada ECA, lalu 130 juta dolar AS utang ke pemegang surat utang (promissory notes) dan sisanya sekitar 160 juta dolar AS utang ke Bank Mandiri dan PT Angkasa Pura I dan II. Garuda juga diketahui tidak sanggup membayar utang sebanyak 55 juta dolar AS kepada kreditor pemegang promissory notes yang jatuh tempo pada akhir Desember 2005.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006